"Misalnya menjarkan musyawarah dalam mengambil keputusan. Orang tua tidak boleh dominan saat mengambil keputusan untuk anaknya. Dengan musyawarah mufakat, ortu mengajarkan pengamalan sila ke 4," ujarnya kepada Metrotvnews.com, di Yogyakarta, Rabu (1/6/2016).
Para guru juga diminta lebih kreatif memberikan metode belajar dengan memberi contoh nyata dan mempraktikkan nilai-nilai Pancasila di masyarakat. Misalnya dengan mengajak siswa study banding ke daerah yang pengamalan nilai Pancasilanya masih kental.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Bisa juga meminta anak mencari contoh masyarakat yang tetap bersatu dan hidup rukun walaupun beda suku dan agama sebagai pengamalan sila ketiga Persatuan Indonesia," kata Dia.
Wuryadi mengapresiasi keputusan Presiden Joko Widodo menjadikan Hari Lahir Pancasila menjadi hari libur nasional. Sebab Hari Lahir Pancasila dinilai lebih bermakna untuk diperingati ketimbang Hari Kesaktian Pancasila.
"Pancasila merupakan cerminan dari nilai-nilai budaya luhur bangsa Indonesia dan tetap mempersatukan Indonesia yang beragam. Sementara hari kesaktian Pancasila tiap 1 Oktober lebih hanya mengenang para pahlawan yang gugur membela bangsa," jelas Wuryanto.
Ia berharap peringatan Hari Lahir Pancasila tak hanya diperingati secara seremonial saja. Namun juga dengan kegiatan nyata mengamalkan nilai Pancasila di masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(MEL)
