"Jumat pagi beliau merasa pusing dan anggota tubuh bagian kanannya melemah. Beliau pun langsung menghubungi saya," kata Tri Budi Raharjo, dokter penanggung jawab utama yang menangani dokter Lo saat temu pers di RS Kasih Ibu Solo, Selasa (26/7/2016).
Ketika masuk rumah sakit pada Jumat (22/7/2016), lanjut Tri, tensi dan gula darah dokter Lo cukup tinggi. Hasil CT scan menyatakan ada sumbatan di otak sebelah kiri dokter Lo. Namun, dokter Lo masih sadar dan bisa berkomunikasi. Tim medis melakukan fisioterapi pada dokter Lo.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Dokter Lo mengeluhkan pundaknya yang sakit. Dalam istilah kedokteran, kami mengenalnya dengan frozen shoulder," timpat Sondang Rexano, salah satu dokter yang ikut menangani dokter Lo.
Selama beberapa hari menjalani fisioterapi kondisi dokter Lo semakin membaik. Dalam kondisi sakit, dokter berusia 81 tahun ini memiliki semangat sembuh yang tinggi untuk kembali membantu para pasiennya.
"Karena beliau adalah senior kami, bapak kami, maka seluruh biaya perawatan dokter Lo ditanggung oleh yayasan rumah sakit ini," imbuhnya.
Dokter kelahiran Magelang, 16 Agustus 1934 tersebut dikenal sebagai dokter dermawan. Dokter Lo seringkali memberikan resep dan obat gratis kepada pasiennya yang secara ekonomi tidak berpunya.
Dua tempat praktiknya, yakni di RS Kasih Ibu dan di Jagalan 27, Kelurahan Jebres, Solo selalu dibanjiri pasien. Dokter Lo pernah mengatakan sikapnya ini didasari kata-kata ayahnya, Lo Bian Tjiang yang menekankan bahwa profesi dokter bukan profesi mencari keuntungan.
"Kalau mau jadi dokter jangan berdagang. Kalau mau berdagang jangan jadi dokter," ungkap dokter Lo suatu ketika saat menirukan ucapan ayahnya.
Para pasien pun menantikan kesembuhan dokter Lo. Salah satunya, Wulandari. Dia sangat berharap dokter Lo bisa kembali lagi melayani pasien.
"Dia sosok langka yang dimiliki Kota Solo. Namanya pun tenar sampai ke mana-mana karena kebaikan hatinya memihak pada rakyat miskin," tutur Wulandari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)