Kepala Sekolah MIS Solo, Ali Darokah, mengatakan cara ini dilakukan lantaran sekolahnya belum mendapatkan Surat Keputusan sekolah inklusi. Sehingga untuk meminta fasilitas ujian menggunakan braille tidak memungkinkan.
"Kami pernah mengajukan SK inklusi pada 2014. Tapi belum disahkan sebagai sekolah inklusi. Katanya SK tersebut hanya keluar dua tahun sekali," ungkap dia, saat ditemui di MIS Solo, Jalan RE. Martadinata, Kampungsewu, Solo, Jawa Tengah, Selasa (10/05/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ali mengatakan tidak mampu menolak menerima siswa berkebutuhan khusus. Tercatat, MIS Solo memiliki empat orang siswa berkebutuhan khusus di kelas tiga, dan dua orang lainnya masih duduk di kelas satu.
Menurut Ali, tidak ada perbedaan waktu antara Ujian Nasional dengan dibacakan dan Ujian Nasional seperti pada umumnya.
"Sudah ada batasan waktunya. Jadi nanti selesainya akan tetap sama," kata dia.
Sementara untuk proses Kegiatan Belajar Mengajar hari-hari biasanya, guru akan memberikan kesimpulan berupa rekaman suara di setiap akhir kompetensi. Rekaman tersebut akan diterjemahkan ke dalam huruf braille oleh siswa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(MEL)