Sejak meninggal pada Minggu, 3 Mei, lalu, pemerintah Indonesia belum memberikan bantuan pemulangannya.
Gunawan, orang tua korban Raka Bayu Anggara, mengaku belum memperoleh kepastian informasi kapan jenazah akan dipulangkan. Warga Gunungkidul, Yogyakarta, ini mengatakan pada Rabu, 28 Mei, malam, sempat dikontak KBRI di Senegal. Namun, hasilnya tetap tak kunjung ada kepastian.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain menerima telepon dari KBRI di Senegal, Gunawan juga sempat dihubungi Balai Penyelamatan, Penempatan, dan Perlindung Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Yogyakarta.
"Infonya, jenazah siap dipulangkan. Bilangnya 30 Mei, tapi tidak jelas juga. Sifatnya masih sementara," ujar Gunawan saat dihubungi Metrotvnews.com, Kamis (28/5/2015).
Hingga kini, jenazah Raka bersama empat ABK lain, yakni Rasjo Lamtoro (Tegal), Ruhijatna Noviansyah (Subang), Sardi (Brebes), dan Heri Edmon Lusikooy (Surabaya), masih berada di Senegal. Lima jenazah tersebut masih terkendala administrasi biaya pemulangan.
Gunawan mengeluhkan pemerintah Gunungkidul dan Yogyakarta yang tak kunjung memberikan bantuan. Padahal, belum genap seminggu setelah diketahui anaknya meninggal, Dinas Sosial dan Ketenagakerjaan Gunungkidul serta DPRD Gunungkidul sempat mengunjunginya.
"Sampai sekarang tetap belum ada. Saya setiap hari mencari informasi untuk kepulangan jenazah Raka. Kami kecewa dengan perusahaan penyalur yang tak bertanggung jawab. Semoga pemerintah segera memberi bantuan," ungkapnya.
KBRI Senegal menginformasikan bahwa ada lima ABK asal Indonesia yang meninggal akibat ditelantarkan kapal kargo Taiwan. Dugaan sementara, kelimanya meninggal akibat kekurangan gizi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)