Bersihnya sisi timur Jalan Malioboro dari parkir menjadi berkah bagi pejalan kaki. Tak sekadar pejalan kaki, penyandang disabilitas juga ikut menikmati kebijakan baru Pemkot Yogyakarta itu.
Di tengah tanggapan pro-kontra kebijakan itu, Kasiman, 67, warga Yogyakarta penyandang disabilitas, mengaku bisa menikmati jalan Malioboro. Dengan keterbatasan penglihatan, lelaki ini bisa berjalan bebas tanpa harus menghindari ratusan, bahkan ribuan kendaraan, yang biasanya terparkir saban hari.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Sekarang (parkir Malioboro) sudah dipindahkan," ujar Kasiman saat melewati kawasan sisi timur Jalan Malioboro.
Kasiman mengaku sempat heran dengan kondisi jalan yang dilewati lengang. Suara tukang parkir yang biasanya bersahutan sudah tak lagi ia dengar.
Dengan berbekal sebuah tongkat untuk penunjuk jalan, lelaki paruh baya ini sesekali berhenti menghirup udara kawasan Malioboro. Meski tak setiap hari melewati Malioboro, Kasiman mengaku nyaman dengan kondisi salah satu ikon pariwisata Yogyakarta itu. "Untuk orang seperti saya, kondisi seperti ini sudah lebih lega (luas)," ujarnya.
Rahmad Budiawan, mahasiswa perguruan tinggi swasta di Yogyakarta, mengatakan Malioboro kini terlihat lebih rapi dibanding sebelumnya. Menurut dia, hal itu akan sangat membantu pejalan kaki.
Namun, ia menyatakan fasilitas dua shuttle bus gratis yang diberikan membuat siapapun yang hendak ke Malioboro akan lebih banyak memakan waktu. "Nunggunya lama. Kalau bisa armadanya ditambahi," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)