Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Harry Sukmono mengatakan, puluhan ribu wisatawan itu telah menambah pendapatan asli daerah (PAD). Ia memperkirakan, kunjungan 51.500 wisatawan itu menghasilkan PAD Rp415.532.000.
"Libur Iduladha ini kita tak menarget kunjungan wisatawan. Kami sebatas memberi pelayanan," ujar Harry melalui sambungan telepon pada Senin, 4 September 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut Harry, kunjungan wisatawan 80 persen diantaranya tertuju ke wisata pantai. Selain pantai, lalu diikuti obyek wisata alam Goa Pindul, Air Terjun Sri Getuk, hingga obyek wisata yang dikelola berbasis masyarakat.
"Wisatawan yang belum terdata masih hampir sebagian. Kira-kira hampir mencapai 40 persen," katanya.
Ia menambahkan, hingga awal September 2017 ini sudah ada sebanyak 2,4 juta wisatawan yang berwisata di Gunungkidul. Dari 2,4 juta wisatawan itu menghasilkan PAD sekitar Rp20 miliar. Menurut dia, banyaknya jumlah kunjungan wisatawan itu menjadi bukti Gunungkidul masih jadi primadona wisata.
"Kami mencoba mengenalkan berbagai obyek wisata baru, termasuk flying fox terpanjang di Asia," ujarnya.
Seorang pegiat pariwisata di Gunungkidul, Adhitya berharap pemeribtah setempat membantu warga untuk berinovasi dalam pengelolaan obyek wisata. Menurut dia, jika nanti sudah ada bandara baru di Kulon Progo, Gunungkidul bisa menjadi salah satu tujuan utama wisatawan. "Jadi tidak cuma Borobudur dan Malioboro yang jadi tujuan utama wisatawan," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)
