"Namanya tentara, risikonya seperti itu. Sedih, tapi mau bagaimana lagi, sudah garis jalannya," kata Mastur, kakak Ibnu, usai pemakaman adiknya di Desa Kebon Batur, Demak, Jawa Tengah, Kamis 18 Mei 2017.
(Baca: Korban Tewas Latihan TNI di Natuna Dimakamkan)
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut Mastur, pihak keluarga tidak mendapat firasat apa pun sebelum Ibnu Hidayat mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya. Hanya saja, sebelum berangkat latihan ke Natuna, Ibnu sempat minta didoakan agar tetap selamat.
"Itu mau latihan, minta doa sama ibu saya. `Ma, minta doa ya mau berangkat`. Itu dua minggu sebelum berangkat," ujar Mastur.
Mastur menambahkan, Ibnu memiliki kepribadian yang baik dan punya minat kuat untuk menjadi anggota militer. Ibnu meninggalkan seorang istri dan putri yang masih berusia 1,6 tahun.
"Istri dan anak adik saya akan jadi tanggung jawab saya. Namanya saudara, ya saling bantu," ujar pria yang menjadi anggota Babinsa di Desa Kahuripan, Kecamatan Karangawen, itu.
Ibnu Hidayat dimakamkan di pemakaman desa yang berjarak 100 meter dari rumahnya pada pukul 11.00 WIB. Pantauan Metrotvnews.com, kediaman Ibnu saat ini dipenuhi sejumlah pelayat dan karangan bunga dari institusi militer di bawah naungan Kodam IV/Diponegoro.
(Baca: Meriam Giant Bow di Natuna Mendadak Liar)
Sebelumnya, sebuah meriam Giant Bow Kaliber 23 mm ini mengalami malfungsi saat geladi bersih latihan PPRC di Kepulauan Natuna. Empat prajurit TNI Angkatan Darat tewas dalam insiden kecelakaan senjata tersebut, yaitu Pratu Marwan, Praka Edy, Pratu Ibnu Hidayat, dan Kapten Arh Heru.
Ada juga delapan anggota TNI terluka. Empat di antaranya dirawat di Pontianak, yaitu Sertu Blego, Serda Alfredo Siahaan, Pratu Bayu Agung, dan Prada Damar Wahyu. Sedangkan, empat orang lainnya dirawat di RSUD Natuna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NIN)