"Tidak semua penumpang suka AC. Ada penumpang yang justru minta AC dimatikan," kata Heri, 55, sopir kendaraan pengumpan (feeder) Batik Solo Trans (BST) di Solo, Jumat 7 Juli 2017.
Heri menjelaskan, penumpang yang tidak menginginkan AC kebanyakan orang tua dan anak-anak. Selain itu, pintu 41 unit feeder BST yang ada saat ini dinilai menyulitkan penumpang.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Pintunya geser dan harus dipencet lebih dulu. Jadi, tidak semua penumpang yang mau naik tahu cara membukanya dari luar," katanya.

Pintu geser kendaraan pengumpan (feeder) BST sebagai wajah baru angkot di Solo -- MTVN/Pythag Kurniati
Terkait standar operating procedure (SOP) bagi para sopir feeder BST, Heri mengaku tidak keberatan. "Memang harus begitu kalau pakai AC. Tidak apa-apa, kami masih bisa merokok saat tidak mengemudi," papar dia.
(Baca: Solo Sudah Gunakan Angkot Berpendingin Udara Sejak April 2017)
SOP tersebut mengatur agar sopir feeder BST diharuskan mematuhi beberapa regulasi, seperti tidak boleh merokok, tidak boleh ngetem, dan tidak boleh menaikkan penumpang melebihi kapasitas kursi. Mereka juga tidak boleh menerima carteran, waktu tunggu yang tepat dan tak terlalu lama, serta tidak boleh keluar dari rute yang ditentukan.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Solo Hari Prihatno mengakuinya, banyak masyarakat kesulitan dengan pintu geeser feeder BST. Ia akan menggantinya dengan model pintu pada umunya saat pengadaan feeder BST selanjutnya.
"Tahun ini kita akan tambah 30 unit lagi. Pintunya seperti pintu mobil biasa, supaya gampang dibuka tutup penumpang," kata dia.
Ia berharap, peremajaan angkutan umum dengan peningkatan fasilitas berdampak pada minat masyarakat Kota Solo. "Harapan kita ya yang naik mobil pribadi bisa beralih ke kendaraan umum," pungkasnya.
(Baca: Program Angkot Berpendingin Bisa Dijadikan Syarat Peremajaan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NIN)
No Turning Back"">
