Staf Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yogyakarta, Enaryaka mengatakan pengajuan status siaga kekeringan itu malah sudah disampaikan ke Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk dimintakan persetujuan.
"Sekarang pengajuan sudah ada di meja Pak Gubernur, sampai sekarang belum ditandatangani," kata Enaryaka di Yogyakarta, Senin (24/8/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Enaryaka menuturkan, ada tiga hal yang menjadi alasan pengajuan peningkatan status tersebut. Pertama, masyarakat sudah mulai merasakan kekeringan. Kedua, akses air bersih kian sulit diperoleh. "Ketiga, sumber mata air sudah defisit. Yang ketiga ini sudah dialami oleh warga," jelasnya.
Berdasarkan pendataan tim TCR BPBD Yogyakarta menunjukkan, sudah banyak permintaan warga yang membutuhkan pasokan air untuk dua daerah tersebut. Di Kabupaten Bantul, kecamatan yang perlu kiriman air bersih, yakni Dlingo, Imogiri, Pajangan, Kasihan, Jetis, Pandak, Piyungan, Sanden, Sedayu, dan Sewon.
"Kami kini menganggarkan 200 hingga 300 tangki air per kabupaten. Selain itu, kita rencanakan akan lakukan pembangunan fisik untuk mendekatkan sumber air ke warga agar nantinya bisa mandiri," ungkapnya.
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo membenarkan siaga kekeringan itu. Hasto menjelaskan, kekeringan di Kulonprogo terjadi di perbatasan kecamatan Girimulyo dan Samigaluh.
Hasto juga mengklaim sudah melakukan langkah antisipasi kondisi itu dengan melakukan pengiriman air bersih. "Jangka panjang kami akan bangun PDAM," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)