"Secara material dan formal saya menemukan bukti yang membuat saya sangat tidak yakin kalau itu tulisan Ace," kata Mardoto saat dihubungi Metrotvnews.com, di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (7/5/2015).
Mardoto mengaku surat yang diduga ditulis Ace ia terima dari seorang teman Ace, bukan polisi. Surat itu ia terima di Gedung Fakultas Biologi Universitas Indonesia dari seorang mahasiswa UI yang mengaku teman anaknya pada Senin (30/3/2015), sekitar pukul 16.00 WIB.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Surat dibawa oleh seorang teman. Seseorang tersebut hari Minggu malam pernah menginap di kamar kosan anak saya. Waktu lewat tidak pernah ada surat, tiba-tiba Senin ada surat," tutur ayah empat anak itu.
Selain itu, secara material, Mardoto tidak yakin itu adalah tulisan tangan anaknya. Menurutnya, ada perbedaan tulisan dalam surat wasiat itu.
"Dalam pengamatan saya, ada banyak perbedaan. Jika dibandingkan tulisan anak saya, ada 3 kata 'For' yang berbeda bentuknya. Eksistensi huruf tegak dan tanda tangannya juga berbeda dengan yang di KTP," imbuh dia.
Mahasiswa UI itu mengaku menginap di kamar indekos Ace. Saat polisi menggeledah kamar Ace, ditemukan laptop Ace berantakan. Selain itu, di jasad Ace ditemukan bekas lebam. Madoto meminta polisi tidak hanya menyimpulkan berdasarkan surat wasiat saja.
Aksyena Ahad Dori, 18, ditemukan tewas mengambang di Danau Kenanga UI, Kamis, 26 Maret lalu. Korban ditemukan dengan kondisi tubuh dibebani batu yang ada dalam tas punggungnya dan ada beberapa lebam pada wajahnya. Diduga Ace dibunuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(TTD)
