Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta pihak terkait bersedia memberikan pemahaman pada masyarakat agar mau direlokasi. Cara sosialisasi ke masyarakat juga diminta dengan cara kultural dan mudah dipahami.
“Ini tinggal glondor saja tanahnya. Ini jelas kawasan yang berbahaya, tata ruangnya tidak boleh dipakai untuk permukiman. Tapi (mereka) lahir di sini sampai melahirkan lagi, ya, di sini,” ujar Ganjar saat berkunjung ke desa tersebut, Rabu (12/10/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sejumlah titik di desa ini longsor saat hujan deras melanda pada 28 September lalu. Yang berbahaya, permukiman warga berada di cekungan di antara perbukitan. Terdapat 96 rumah yang terdampak dan rawan tertimbun.
Sementara di bukit tersebut ada retakan tanah selebar 40 sentimeter dengan panjang sekira 200 meter. Bahkan jalan yang ada di pertengahan kampung, juga sudah longsor dan kini oleh para personel BPBD dipasang tanggul-tanggul darurat dengan karung berisi tanah.
“Saya minta BPBD memasang early warning system (EWS) yang paling sederhana di bukit ini,” kata Ganjar.
Ganjar mengungkapkan, permukiman di cekungan sudah sangat berbahaya jika ditempati. Ia mengimbau warga untuk saat ini jangan pulang ke rumah.
“Kalau kita melihat cekungan seperti ini, siap-siap saja. Kita sih tidak mengharap bencana. Kita bisa berikan penjelasan pada mereka,” ujarnya.
Jika masyarakat mau pindah, Pemprov akan membantu Pemkab dalam upaya relokasi di tempat yang aman. Pengalaman relokasi adanya peristiwa Sijeruk dan Jemblung, menurutnya bisa dijadikan pengalaman. Sehingga tidak ada alasan Pemkab sulit mencari tempat relokasi yang aman.
Ganjar menegaskan tidak perlu merisaukan persediaan logistik. Pemkab bisa meminta tambahan dari pemprov.
Seorang warga setempat, Ismu, 60, mengaku siap jika pemerintah akan merelokasi. Menurutnya pindah dari tempat tinggalnya sejak lahir itu lebih baik dari pada harus was-was terhadap ancaman bahaya longsor.
"Kita sudah dua minggu mengungsi. Rumah juga sudah tidak ada yang ditempati dan tidak ada yang boleh pulang, takut kalau bencana sewaktu waktu longsor," katanya saat mengungsi di masjid desa setempat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)
