Serbuan ulat bulu mengganggu siswa, juga masyarakat. Banyak siswa mengaku gatal-gatal. Ulat harus disapu saban lima menit agar binatang itu tak masuk kelas.
"Sudah satu minggu, paling parah tiga hari terakhir,” kata Ngatini, guru SD Negeri 4, Rabu 1 Februari 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kepala Seksi Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal, Bambang Heri Mulyono, menduga, ulat berasal dari pabrik gula Cepiring. Pabrik yang berdekatan dengan sekolah itu sudah lama tak beroperasi. Kondisinya kumuh dan jadi sarang ulat.
(7).jpg)
Siswa tunjukkan ulat bulu yang menempel di tembok (Foto:MTVN/Wahyudi)
Petugas pabrik dan Dinas Pertanian sudah menyemprot tembok dan lingkungan sekolah untuk mencegah menyebarnya ulat. Namun, serbuan ulat tetap masif.
"Sumber (ulat) dari dalam pabrik, sehingga kami harus menyemprot dari dalam pabrik," ujar Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)