Aksi penari Gambyong di peringatan HUT Wayang orang Sriwedari Solo, MTVN - Pythag Kurniati
Aksi penari Gambyong di peringatan HUT Wayang orang Sriwedari Solo, MTVN - Pythag Kurniati (Pythag Kurniati)

Luwes, Penari Gambyong Berusia Senja Pikat Wali Kota Solo

pentas budaya
Pythag Kurniati • 11 Juli 2016 12:23
medcom.id, Solo: Nanik Suyanto tak lagi berusia muda. Namun tubuhnya masih luwes menari mengikuti irama gending di acara peringatan Ulang Tahun ke-106 wayang orang Sriwedari di Gedung Wayang Orang Sriwedari Solo, Jawa Tengah.
 
Tangannya gemulai menarikan Gambyong Ayun-Ayun.  Langkahnya pelan namun anggun. Senyumnya dikulum serasi dengan riasan pada wajah dan kostumnya.
 
Aksi Nanik memikat. Pesona memudarkan usianya yang sudah 68 tahun. Keluwesannya masih seperti kala ia masih berusia belasan tahun.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo pun terpikat. Wali Kota yang akrab disapa Rudi itu begitu menikmati tiap gerakan Nanik yang tampil bersama empat penari lain.
 
"Dia menari tanpa lupa," puji Rudi di depan Nanik usai mengikuti pementasan Gambyong Ayun-Ayun di Gedung Sriwedari, Minggu (10/7/2016) malam.
 
Pujian Rudi membuat Nanik tersenyum simpul. Nanik pun berujar kesenian tak sekadar berada di pikiran.
 
"Seni juga ada di hati. Jadi saya enggak mungkin lupa," kata ibu kelahiran 14 Juli 1948 itu.
 
Ibu satu anak itu mengaku bermain wayang orang merupakan panggilan jiwa. Ia 'terpanggil' saat usianya masih belia, 14 tahun.
 
Luwes, Penari Gambyong Berusia Senja Pikat Wali Kota Solo
(Nanik merias wajah sebelum pentas di peringatan HUT Wayang Orang Sriwedari Solo, MTVN - Pythag)
 
Lantaran kerap menonton wayang orang, Nanik jatuh cinta. Ia mulai menari pertama kali dalam pertunjukan wayang orang Sriwedari. Kala itu, ia menjadi penari Gambyong.
 
Setelah itu, ia pun mendapat peran pada pementasan wayang orang. Seperti selir, Nakula-Sadewa, Bambangan, hingga Srikandi. Ia juga pernah menari di depan keluarga Presiden Soeharto di Jakarta. 
 
Usia boleh senja. Tapi semangat Nanik melestarikan kesenian wayang orang terus membara. Ia pensiun dari dunia panggung pada 2010. Bukan berarti ia berhenti menari. Ia lalu membimbing generasi muda untuk mewariskan kesenian tersebut.
 
"Sering saya memberikan masukan ke pemain-pemain muda wayang orang. Kalau bermain harus dengan hati," ujarnya. 
 
Rasa rindu pada penonton membekas di hati Nanik. Sesekali, ia memainkan peran di pertunjukan wayang orang Sriwedari untuk mengobati rindu.
 
Seiring zaman, Nanik khawatir penikmat wayang orang bergeser. Banyak orang memilih duduk di depan televisi ketimbang mendatangi gedung untuk menonton wayang orang.
 
Nanik khawatir kesenian khas itu punah. Lantaran itu, ia berharap generasi muda tak pernah melupakan nasib wayang orang.
 
"Bila anak-anak muda bersemangat melestarikannya, wayang orang akan tetap terjaga," pesan Nanik.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RRN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif