Dari pemeriksaan, tim Labfor masih menemukan sejumlah paku yang tertancap di badan kerbau. Kendati selesai memeriksa, tim Labfor belum bisa memberikan simpulan.
"Hasil pemeriksaan akan didalami lebih lanjut. Kami akan bantu dalami dengan memeriksa saksi-saksi dan informasi sebagai pendukung," kata Kepala Satuam Reserse Kriminal Umum Polres Bantul, AKP Anggaito Hadi Prabowo.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sementara itu, dokter hewan Puskesmas Jetis yang sempat memeriksa kerbau, drh. Sinta Dewi, mengatakan kerbau milik Bardi mati dalam kondisi memprihatinkan. Sebab, kerbau tersebut diduga mati akibat tusukan lebih dari 50 paku.
"Banyak yang menancap di perut dan kaki. Kondisi (paku) sebagian sudah berkarat," kata Sinta.
Ia tak bisa menyampaikan secara spesifik penyebab kematian kerbau. Menurutnya, bisa saja ada paku yang menancap hingga organ dalam. Meskipun, kata dia, harus dilihat menggunakan proses medis.
"Kemarin sudah diberikan suntikan antibiotik dan vitamin. Mungkin ada kandungan kimia lainnya yang menyebabkan kerbau mati," kata dia.
Seekor kerbau menginjak bom yang diduga hasil rakitan di Bantul, Selasa 1 November. Akibatnya, kerbau mengalami luka karena material paku dan logam menancam di sekujur tubuhnya. Tim Gegana Polda DIY kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara. Dugaan sementara, bom yang meledak merupakan hasil rakitan.
Kerbau milik Bardi Barto Atmojo mati di kandang di Pedukuhan Sawahan, Sumberagung, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, sekitar pukul 23.00 WIB tadi malam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)