Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY, AKBP Djuhandani, mengatakan Rica sudah mau mengakui dirinya adalah anggota organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
"Beliau mengaku ikut Gafatar saat masih kuliah di Yogyakarta. Lalu sesudah menikah suaminya melarang ia ikut Gafatar. Dia sempat vakum beberapa waktu. Tapi kemudian masuk lagi," kata Djuhandani, di Polda DIY, Sabtu (20/2/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dia menyatakan Rica mengaku menyesal telah mengikuti organisasi tersebut dan mau diajak eksodus ke Kalimantan tanpa sepengetahuan suaminya. Namun, kata Djuhandani, Rica mengaku tindakannya dilakukan di luar kesadaran.
Berdasarkan data dan keterangan yang dihimpun penyidik, Djuhandani mengatakan keberadaan Rica sangat ditunggu oleh Gafatar. Rica dianggap aset yang berharga karena ke depan ia akan dipersiapkan sebagai dokter yang akan mengobati penduduk di kamp Gafatar Kalimantan Barat.
"Dokter Rica ini orang pintar. Dia aset berharga Gafatar maka diajak ke Kalimantan. Dia akan dipersiapkan jadi dokter andal yang sepertinya di masa depan akan jadi pemimpin dokter-dokter lainnya," tutur dia.
Djuhandani juga menegaskan bahwa Gafatar belum bubar dan hanya berganti nama. "Secara ideologi dan kepercayaan mereka tak bubar. Hanya berganti nama saja, tapi pengurus dan ajarannya sama," kata dia.
Sebelumnya, mantan Ketua DPD DIY Gafatar, Yudhistira, membenarkan Rica adalah anggota Gafatar. Yudhistira mengenal Rica dari salah seorang anggota Gafatar lainnya sekitar 2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)