Zaenal Arifin, ketua RT 003/RW 006, Kelurahan Kejambon, Tegal Timur, mengatakan ulat bulu menyerang sejak pekan lalu. Warga pun bergotong royong memberantas serangan itu dengan alat seadanya.
"Upaya itu tak berhasil. Ribuan ulat tersebut merembet ke rumah-rumah warga. Malah tambah banyak," kata Zaenal, Jumat (15/1/2016).
Warga telah menyemprotkan cairan beracun. Tapi ulat dengan panjang sekitar 2 centimeter masih menempel di tembok, pintu, jendela, hingga lantai teras rumah.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ulat juga tampak di dalam rumah. Ulat berwarna hitam itu menempel di perabotan. Warga juga menemukan ulat bertebaran di jalan hingga pepohonan.
Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman, Suhito, mengatakan untuk membasmi ulat memang tidak bisa instan dan membutuhkan waktu. Sebelum mematikan ulat, warga diminta membasmi sumber makanan dulu.
"Supaya daya tahan ulat menurun. Setelah itu, ulat bulu baru dimatikan dengan cairan insektisida. Satu liter cairan itu bisa digunakan 10 kali,” ujarnya.
Menurutnya, kondisi cuaca saat ini banyak ulat akan bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Ulat bulu mencari tempat yang nyaman sehingga merembet ke rumah warga.
Saat ini jumlah rumah warga yang terserang bertambah menjadi 17 rumah. Puluhan orang gatal-gatal, khususnya anak-anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)