Hal itu dituturkan Rahmat, selaku Wakil kepala sekolah Bidang Kurikulum SMK N 1 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Dian menempuh pendidikan di sekolah tersebut sejak tahun 2005 hingga lulus 2008. Karena kecerdasannya di atas rata-rata temannya, Dian kerap menjadi juara kelas.
“Nilai Dian rata-rata 8, dan tidak pernah jeblok. Dian tercatat sebagai siswa jurusan Teknik Permesinan dengan nomor induk 058588,” kata Rahmat sambil menunjukkan buku induk sekolah, Selasa (19/1/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Di kelas, pria kelahiran 23 Juni 1990 ini juga dikenal sebagai pribadi yang pendiam dan tertutup. Makanya, Rahmat dan guru lain mengaku kaget mendengar kabar Dian menjadi salah satu terduga pelaku teror bom di Jl MH Thamrin, Jakarta.
“Soalnya semasa menjadi siswa di sekolah, Dian tidak pernah menunjukkan perilaku yang aneh. Aktivitasnya wajar-wajar saja," kata dia.
Dian merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Sutopo, 60, dan Rodiyah, 50. Lulus dari satu sekolah, ia pergi ke Kalimantan untuk bekerja. Warga Desa Pegirikan, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal ini, bekerja sebagai mekanik di perusahaan peternakan ayam di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
Polisi menetapkan Dian sebagai terduga pelaku bom bunuh diri di Pos Polisi simpang Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta, 14 Januari 2016. Dalam tragedi itu, delapan orang dinyatakan meninggal. Lima terduga pelaku dan tiga warga sipil. Insiden juga melukai 23 orang lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)