Untuk meredam ketakutan ratusan anak-anak, pengurus Masjid Agung Kendal, Jawa Tengah, memutar film melalui layar proyektor. 109 anak ini dipanggil satu-persatu, ke dalam ruang kelas sebuah sekolah di komplek Masjid Agung untuk dikhitan.
Di dalam ruang kelas yang disulap menjadi klinik khitan dadakan ini, suara jeritan dan tangisan mulai menggema dan terdengar dari seluruh peserta khitanan massal. Ada yang berani dan tidak menangis, tak sedikit yang meraung.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Bahkan ada juga yang berontak saat petugas medis hendak mengkhitan, membuat mereka kewalahan dan meminta keluarganya untuk menenangkannya. Keluarga terpaksa memegang kaki sang anak agar tidak mengganggu proses khitan.
Suasana itulah yang terlihat saat sunatan massal di Masjid Agung Kendal Kamis 31 Agustus 2017 malam. Menurut salah satu peserta khitan masal, Muhamad Trias Hasanudin, sakit hanya dirasakan saat disuntik bius saja. Ia mengaku senang bisa ikut sunatan massal dan mulai menjalakan kewajibannya sebagai lelaki dewasa.
“Rasanya sakit saat disuntik bius. Kayak digigit semut” kata Muhamad Trias
Peserta khitanan massal kali meningkat dibanding tahun sebelumnya hanya 107 peserta. Panitia khitanan massal Masjid Agung Kendal, KH Moh Ubaidi mengatakan, panitia terpaksa menutup pendaftaran karena jumlah pendaftar terus meningkat.
“Ada peningkatan peserta di banding pada tahun sebelumnya. Nanti setelah dikhitan anak di karantina di masjid dengan pengawasan tim medis, pagi hari akan di serahkan pada orangtuanya” kata KH Moh Ubaidi.
Khitanan massal ini rutin dilaksanakan takmir Masjid Agung. Peserta khitanan massal tidak dipunggut biaya. Peserta bahkan berasal tidak hanya dari kecamatan kota Kendal, melainkan juga dari kecamatan lain di kabupaten Kendal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)