Kepala KPP Pratama Endaryono menyampaikan, pihaknya juga menggunakan perangkat lunak antivirus berlisensi yang terinstal di setiap unit komputer. Selain itu, digunakan sistem operasi Windows terbaru.
Langkah antisipasi itu dilakukan agar kerahasiaan wajib pajak (WP) terjamin. Pasalnya, jika virus WannaCry menyerang jaringan, dikhawatirkan data WP bocor dan lenyap.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Padahal, kerahasian WP dilindungi undang-undang," kata Endaryono di Jepara, Jawa Tengah, Selasa 16 Mei 2017.
Endaryono melanjutkan, pihaknya telah menyerukan kepada seluruh karyawan agar tidak berselancar di internet menggunakan modem pribadi di perangkat komputer yang terhubung jaringan Kemenkeu. Karyawan juga diminta tidak mengunggah data dari USB di perangkat yang terhubung jaringan.
"Kalau data WP samapi bocor, semua transaksi keuangan WP dapat diketahui. Itu sebabnya kami tekankan kepada seluruh karyawan untuk berhati-hati menggunakan jaringan," tegas Endaryono.
Menurut Endaryono, hingga saat ini jaringan sistem di KPP Pratama masih aman. Pengalihan jaringan internet ke intranet tak mengganggu pelayanan pada masyarakat.
"Data-data masih aman dan pelayanan tetap masih berjalan," tandas Endaryono.
Sebelumnya, Ransomware WannaCry telah menyerang komputer di 99 negara, dengan target komputer yang masih mengadopsi Windows XP, Windows 7, Windows 8, dan Windows Server 2003. Alasannya, sistem operasi tersebut tidak lagi mendapatkan dukungan keamanan dari Microsoft, kecuali untuk konsumen korporasi.
Menanggapi serangan tersebut, Microsoft langsung mengeluarkan update darurat untuk Windows XP. Ini merupakan langkah yang tidak biasa dari Microsoft, mengingat mereka biasanya tidak akan memberikan perlindungan tambahan terhadap sistem operasi mereka yang sudah ketinggalan zaman.
Khusus untuk korporasi, mereka memiliki perjanjian tertentu terakit dukungan pemeliharaan sistem atau keamanan sesuai kebutuhan. Sementara konsumen biasa tetap diminta untuk mengadopsi OS yang lebih baru. Pembaruan keamanan darurat ini akan menyasar pengguna Windows XP, Windows 8, dan Windows Server 2003.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NIN)