Menanggapi itu, Ganjar mempersilakan siswa kelas IV A SD Kalibanteng Kidul 01 Semarang itu untuk menemuinya. Kapan pun dan di mana pun. Bahkan, Daffa tak perlu repot mengatur jadwal untuk bertemu.
“Silahkan temui saya kapan pun, boleh di kantor atau ke rumah dinas. Tidak perlu pakai jadwal, langsung telepon juga bisa,” imbuh Ganjar di Semarang, Kamis (21/4/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ganjar mengapresiasi atas upaya yang dilakukan Daffa. Menurutnya, Daffa merupakan bentuk dari implementasi revolusi mental.
“Itu Daffa menunjukkan revolusi mental yang sebenarnya. Itu juga bagian dari representasi kerinduan masyarakat akan hidup tertib. Daffa layak diapresiasi,” kata Ganjar.
Lebih lanjut Ganjar menyatakan bahwa mereka yang melanggar aturan seharusnya malu melakukan hal tersebut. Sikap malu tersebut bisa menjadi kontrol diri untuk tidak melakukan hal yang menyimpang.
“Mau menyuap malu, mau korupsi, malu. Dengan malu itu, maka kita tidak perlu lagi berbicara antikorupsi. Itu sudah jadi kontrol,” tutup Ganjar.
Seperti diketahui, Daffa ramai dibicarakan oleh sejumlah pihak bahkan menjadi trending topic pada sejumlah media sosial. Keberaniannya dalam menghalau pengendara motor yang nekat melintasi trotoar diapresiasi para netizen dan bahkan sejumlah kepala daerah. Termasuk Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)
