Aksi warga mengucapkan selamat ultah untuk Waldjinah di car free day Solo, MTVN - Pythag Kurniati
Aksi warga mengucapkan selamat ultah untuk Waldjinah di car free day Solo, MTVN - Pythag Kurniati (Pythag Kurniati)

Masyarakat Solo Gelar Perayaan Ulang Tahun ke-70 Waldjinah

ulang tahun
Pythag Kurniati • 08 November 2015 12:38
medcom.id, Solo: Masyarakat Kota Solo, Jawa Tengah, menggelar aksi merayakan ulang tahun ke-70 Sang Maestro Keroncong, Waldjinah. Puluhan warga membubuhkan tanda tangan plus ucapan selamat ulang tahun dalam selembar spanduk warna putih yang dibentangkan di acara car free day (CFD) Solo, Minggu 8 November.
 
Ada yang menuliskan 'Semoga Sehat Selalu Waldjinah'. Ada juga yang menuliskan ‘Selamat Ulang Tahun, Maestro! Jayalah Musik Keroncong’.
 
"Siapa yang tidak kenal lagu Walang Kekek? Di usia senjanya pun beliau masih meraih prestasi AMI Award pada kategori  musik keroncong. Bagi saya Waldjinah sosok yang menginspirasi," kata Dianita, 30, seorang warga Solo.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Sementara itu, Waldjinah merayakan ultah ke-70 di sebuah restoran di Solo kemarin malam. Perayaan berlangsung di sebuah restoran.
 
Sejumlah seniman tampak hadir dalam perayaan ulang tahunnya. Seperti komedian Yati Pesek, komposer Rahayu Supanggah, dan penyanyi keroncong muda Sruti Respati.
 
Bagi Waldjinah, angka 70 mewakili cerita dan perjuangannya di dunia musik keroncong di Tanah Air. Ia memulai kariernya itu sejak belia.
 
Di hari besarnya itu, Waldjinah menyanyikan lagu Panglipur Wuyung karya Anjar Ani dan Mardiyanto. Waldjinah pun mengungkapkan harapannya terhadap musik keroncong yang telah membesarkan namanya.
 
"Saya meminta kepada semua pihak, generasi muda dan juga pemerintah untuk mau dan serius melestarikan musik keroncong," Waldjinah mengungkapkan harapannya.
 
Selain dari keluarga, doa juga datang dari sahabatnya, Yati Pesek. Kepada perempuan yang pernah berjaya dengan lagu Kembang Kacang dan Walang Kekek itu Yati mengutarakan doanya. 
 
"Saya berharap Bu Waldjinah selalu sehat, sebab semua masyarakat dan seniman Indonesia masih membutuhkan beliau. Semua seniman merasa handarbeni (rasa memiliki)," katanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RRN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif