Duta Besar RI untuk Mesir, Nurfaizi Suwandi, di kampus UGM, Yogyakarta, Sabtu (5/12/2015). Foto: Humas UGM
Duta Besar RI untuk Mesir, Nurfaizi Suwandi, di kampus UGM, Yogyakarta, Sabtu (5/12/2015). Foto: Humas UGM (Patricia Vicka)

Waspada Doktrin Negatif Timur Tengah

timur tengah
Patricia Vicka • 05 Desember 2015 15:20
medcom.id, Yogyakarta: Masyarakat Indonesia diminta waspada dan tak gampang terpengaruh dengan doktrin yang berasal dari luar negeri terutama Timur Tengah. Pasalnya, menurut Duta Besar RI untuk Mesir, Nurfaizi Suwandi, di Timur Tengah saat ini muncul tiga kekuatan politik yang memiliki tujuan saling berlawanan.
 
"Kekuatan pertama berlatar belakang syiah yang dimotori Iran, Irak, Suriah dan Lebanon. Kekuatan kedua berasal dari kelompok politik Islam di Arab Saudi seperti Ikhwanul Muslimin. Kekuatan ini mendapat dukungan dari Qatar dan Turki," kata Nurfaizi dalam siaran persnya, di Yogyakrta, Sabtu (5/12/2015).
 
Selanjutnya, kekuatan ketiga berlatar belakang Sunni yang dimotori Arab Saudi dan negara monarki teluk lainnya seperti Kuwait, Uni Emirat, dan sejumlah negara arab lain. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Pertarungan antartiga kekuatan dan isu berlatar ideologi menjadi awal penguatan kelompok-kelompok jihadis di seluruh kawasan Timur Tengah,” kata dia.
 
Salah satu kelompok jihadis tersebut adalah Islamic State (ISIS) yang merupakan pecahan organisasi Al Qaeda di Irak. Nurfaizi menjelaskan wilayah kekuasaan organisasi yang berdiri sejak 2004 ini sudah menyamai luas negara Yordania. "Kekuatan pasukan ISIS diperkirakan berjumlah 30 ribu hingga 40 ribu orang," jelasnya.
 
Nurfaizi menduga keberadaan ISIS sebagai bagian dari konspirasi untuk memecah belah kawasan Timur Tengah atau bahkan disengaja agar perdagangan dan produksi senjata terus berlangsung. Sebab, kata dia, hingga kini ISIS tak pernah mati walau sudah diserang banyak negara. 
 
“Begitu banyak negara menyerang ISIS, tapi tak pernah habisnya. Seharusnya dengan kekuatan militer penuh, paling lama tiga hari. Apa karena mereka (ISIS) tersebar atau memang ini disengaja,” kata Nurfaizi.
 
Namun, ia meminta warga Indonesia untuk tidak mudah terhasut pada ajaran yang memecah belah bangsa dan rawan menimbulkan konflik. Sebab, ISIS kini memanfaatkan kekacauan suatu negara untuk menyerang dan menguasai negara tersebut. "ISIS memanfaatkan situasi negara-negara yang sedang kacau sebagai target utama untuk dikuasai," kata Nurfaizi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif