Presiden Jokowi saat pembukaan Konferensi Nasional Forum Rektor 2016. Foto: MTVM-Ahmad Mustaqim
Presiden Jokowi saat pembukaan Konferensi Nasional Forum Rektor 2016. Foto: MTVM-Ahmad Mustaqim (Ahmad Mustaqim)

Presiden Minta Kampus Kembangkan Riset Hadapi Persaingan Dunia

riset
Ahmad Mustaqim • 30 Januari 2016 02:03
medcom.id, Yogyakarta: Presiden Joko Widodo membuka Konferensi Nasional Forum Rektor Indonesia 2016 di Universitas Negeri Yogyakarta, Jumat (29/1/2016) malam. Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan cukup banyak masyarakat Indonesia yang belum merasa jika saat ini telah masuk dalam era persaingan.
 
Ia mencontohkan, pertemuan antar pemimpin dunia yang kemudian saling akrab tidak menunjukkan kemudian negaranya adalah teman. "Bukan, mereka adalah pesaingan, bukan teman," kata Jokowi dalam sambutan di Konferensi yang bertema "Revolusi Mental untuk Memperkokoh Karakter Bangsa".
 
Jokowi menuturkan, cukup banyak blok atau perkumpulan sejumlah negara di dunia yang di dalamnya berisikan persaingan. Ia mengaku pernah akan masuk dalam salah satu blok namun isu tersebut langsung ramai diperbincangkan.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Yang ia sayangkan, perbincangan yang mengemuka itu tak kemudian membuat ada solusi. Kebanyakan, kata dia, hanya memunculkan ketakutan apabila pemerintah Indonesia masuk dalam suatu blok.
 
"Ini tugas forum rektor mestinya. Kalkulasinya ini. Jangan belum-belum, sudah jangan masuk. Tapi lebih baik dikalkulasi, ya atau tidak. Jika masuk apa yang perlu kita perbaiki," kata dia.
 
Atas dasar tersebut, Presiden Jokowi meminta para pimpinan perguruan tinggi melakukan riset yang bisa diimplementasikan di lapangan. Artinya, lanjut Jokowi, bisa menimbulkan manfaat di masyarakat. "Bukan untuk diri sendiri atau lingkungan kampus sendiri," ujarnya.
 
Ia menegaskan, saat ini Indonesia sudah masuk dalam persaingan dunia. Menurutnya, bangsa Indonesia sudah tidak bisa lagi dengan mengandalkan pola-pola lama yang lamban. Artinya, bangsa Indonesia harus mampu meningkatkan produktivitas, etos kerja, daya saing, dan efisiensi.
 
"Begitu salah memutuskan, kita bisa jadi pecundang dan sulit memenangkan kompetisi itu. Ini perubahan karakter yang perlu kita lakukan, dengan sistem," jelasnya.
 
Dalam konferensi yang dihadiri 425 orang dari perguruan tinggi se-Indonesia itu juga dihadiri sejumlah menteri kabinet kerja. Tampak hadir Mensesneg, Pratikno; Mendikbud, Anies Baswedan; Menriset Dikti, Mohamad Nasir. Selain itu hadir pula Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X; dan Ketua Forum Rektor Indonesia, Rochmad Wahab.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(ALB)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif