Seorang perawat memperhatikan fasilitas alat kesehatan di sebuah rumah sakit, Senin (28/3/2016). Foto: Antara/Septianda Perdana
Seorang perawat memperhatikan fasilitas alat kesehatan di sebuah rumah sakit, Senin (28/3/2016). Foto: Antara/Septianda Perdana (Rhobi Shani)

Gaji Perawat Indonesia 3 Kali Lebih Kecil dari Thailand

kesejahteraan
Rhobi Shani • 23 Juli 2016 10:45
medcom.id, Jepara: Rapat kerja wilayah (Rakerwil) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah mengemukakan isu kesejahteraan perawat dan jaminan keselamatan pasien. Jika dibanding dengan negara lain di Asia Tenggara, gaji perawat di Indonesia terbilang sangat kecil.
 
Ketua DPW PPNI Jawa Tengah Edy Wuryanto menyampaikan kesejahteraan perawat masih belum baik. Terutama di sektor pelayanan kesehatan swasta.
 
“Dari sisi infrastruktur bangunan terus dilakukan perbaikan, tetapi untuk gaji perawat masih rendah, bahkan tidak memenuhi UMR (upah minimum regional). Kemudian kalau dibanding dengan negara lain, gaji perawat di Indonesia jauh tertinggal,” papar Edy, Sabtu (23/7/2016).
 
Edy mencontohkan, jika dibanding dengan gaji perawat di Thailand, gaji perawat di Indonesia tiga kali lipat lebih kecil. Padahal biaya hidup di Thailand dan Indonesia sama.
 
“Untuk itu, standar gaji perawat untuk Jawa Tengah kami petakan antara Rp3 sampai 4 juta setiap bulannya. Kami mendorong agar semua rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya dapat memenuhi standar gaji para perawat,” kata Edy. 
 
Gaji Perawat Indonesia 3 Kali Lebih Kecil dari Thailand
Rakerwil PPNI Jawa Tengah di Gedung Wanita Jepara. Foto: Metrotvnews.com/Rhobi Shani
 
Berkait keselamatan pasien, Edy melanjutkan, hal tersebut memang menjadi kewajiban perawat. Untuk itu, pihaknya mendorong adanya legalitas bagi yang membuka praktik mandiri. Yaitu, izin dari instansi pemerintah, dalam hal ini Dinas Kesehatan di masing-masing kabupaten. 
 
“Itu demi kepastian dan jaminan keselamatan pasien ketika pelayan kesehatan membuka praktik mandiri. Harus ada legalitasnya dari instansi pemerintah,” ujar Edy.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Rakerwil diikuti 250 peserta dari sejumlah unsur di bidang kesehatan. Selain itu, digelar seminar yang diikuti 800 peserta dari beberapa unsur, baik pelaku pelayanan kesehatan maupun pendidikan kesehatan di wilayah Jawa Tengah. Rakerwil dibuka pada Jumat 22 Juli dan berakhir Minggu 24 Juli.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif