Bupati Batang Yoyo Riyo Sudibyo. Dok. Istimewa.
Bupati Batang Yoyo Riyo Sudibyo. Dok. Istimewa. (Achmad Zulfikar Fazli)

Bupati Yoyok: Merdeka untuk Kebahagiaan Manusia

71 tahun kemerdekaan ri
Achmad Zulfikar Fazli • 17 Agustus 2016 21:31
medcom.id, Batang: Masyarakat Batang diminta untuk meningkatkan partisipasi dalam mengawal Pemerintahan. Sebab, partisipasi masyarakat diyakini dapat menjadi fondasi utama dalam memperkuat demokrasi.
 
"Rakyat tidak boleh takut kepada Pemerintah. Kalau ada yang tidak sesuai, silakan tanya ke Bupati, DPRD, dan pejabat pemerintahan yang lainnya karena itu adalah hak rakyat," kata Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo saat memimpin upacara peringatan Kemerdekaan ke-71 di alun-alun Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (17/8/2016).
 
Selama empat tahun pemerintahannya, penerima Bung Hatta Anti-Corruption Award 2015 ini selalu berupaya untuk melibatkan rakyat dalam pengambilan keputusan. Yoyok meyakini partisipasi rakyat yang besar adalah fondasi utama dalam memperkuat demokrasi.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Puncak dari kemanusiaan adalah kemerdekaan untuk mencari kebahagiaan, yang ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, serta suasana hidup bersama yang bebas dari rasa taku," kata dia.
 
Bupati Yoyok: Merdeka untuk Kebahagiaan Manusia
Bupati Batang Yoyo Riyo Sudibyo. Dok. Istimewa.
 
Menurut Yoyok, Pemerintah tidak boleh menebar rasa takut dan menjadi ancaman bagi rakyat dengan berbagai alasan. Meski Kabupaten Batang tidak memiliki pemasukan melimpah seperti kota-kota besar, Yoyok memastikan kebahagiaan rakyat selalu menjadi prioritas. Semua sumber daya yang ada, kata dia, harus memberi manfaat bagi berbagai lapisan masyarakat.
 
Bagi mantan Danramil Tanjung Priok ini transparansi di Kabupaten Batang merupakan kunci dari semua keberhasilan yang sudah dicapai. Pemerintah harus mampu menjaga kepercayaan rakyat dan membangun kerja sama untuk mencapai kebahagiaan yang dikehendaki.
 
"Kebahagiaan hanya dapat diraih dengan jalan yang membahagiakan. Jika ada kebencian dan kedengkian, tentu kita tidak akan merasa bahagia, walaupun mungkin kita sejahtera. Kebahagiaan juga tidak mungkin diraih dengan jalan kekerasan, baik kekerasan fisik maupun kekerasan kata-kata, karena itu mengingkari hakikat kebahagiaan itu sendiri," pungkas dia.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(AZF)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif