Ketua FK-GTT Jepara Choiron menyampaikan, alasan tak mengikuti upacara lantaran sampai saat ini masih ada kesenjangan antara guru honorer dengan guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Meski dalam praktik di dunia pendidikan, guru honorer dan guru negeri memiliki beban dan tanggung jawab sama.
“Kesenjangan kesejahteraan antara PNS dan honorer seperti langit dan bumi. Kami memilih memperingati Hardiknas tahun ini dengan doa bersama dan diskusi di setiap kecamatan,” ujar Choiron.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pada momentum Hardiknas tahun ini, Choiron melanjutkan, pihaknya berharap pemerintah memperhatikan nasib guru honorer. Guru honorer kategori 2 (K2) dapat segera diangkat menjadi PNS. Serta, berharap pemerintah daerah juga memperhatikan kesejahteraan guru honorer.
“Sistem birokrasi pendidikan di Jepara juga perlu diperbaiki. Dan demi kemajuan pendidikan bersama, guru PNS dan non-PNS harus bisa bekerja sama. Guru honorer itu partner kerja bukan pembantu PNS,” harapan Choiron.
Sementara itu, Plt Bupati Jepara Sholih menyampaikan, saat ini dunia pendidikan tengah dilanda krisis keteladanan. Selain itu, praktik pendidikan tidak lagi menginspirasi.
“Dalam kondisi seperti itu, konsep laku telu gagasan pemikiran dan prinsip Ki Hajar Dewantara menjadi dasar untuk mewujudkan pendidikan yang seutuhnya,” ujar Sholih.
Untuk mewujudkan itu, Sholih menambahkan, pemerintah bersiap melakukan reformasi pendidikan nasional. Mulai pada tararan konseptual hingga manajerial.
“Karakter kembali menjadi fondasi dan ruh pendidikan. Untuk itu pendidikan karakter harus dimulai dari pendidikan dasar,” tandas Sholih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)