"Sekalipun sebagian terbakar, saya harus tetap jualan karena ini mata pencaharian saya. Ini inisiatif sendiri jualan di jalan dan tempat parkir, karena tidak ada tempat lagi," kata Sumono, pedagang sayur dan buah di Pasar Pagi Kaliwungu, Selasa 22 Agustus 2017.
Senada, pedagang lainnya, Rukiyah, terpaksa berjualan dengan lapak seadanya demi menyambung hidup. Meski panas dan kurang nyaman, ia berharap dagangannya laku.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Harus bagaimana lagi? Kita harus tetap jualan meskipun dengan kondisi lapak terbuka dan panas seperti ini," kata Rukiyah.
(Baca: Bupati Kendal Janji Memberi Tenda Sementara untuk Pedagang Pasar Pagi Kaliwungu)
Pedagang di Pasar Pagi Kaliwungu berharap, relokasi yang akan dilakukan Pemkab Kendal merata dan tidak merugikan. Mereka juga minta dipindahkan ke lokasi yang layak.

Pedagang Pasar Pagi Kaliwungu mulai membuka lapak darurat di jalan masuk dan tempat parkir pasar -- MTVN/Iswahyudi
Pasar Pagi Kaliwungu terbakar sekira pukul 18.30 WIB pada Sabtu 19 Agustus 2017. Kebakaran diduga bermula di lapak makanan ringan, pakaian, dan penjual ikan.
Sebanyak 12 unit mobil pemadam dikerahkan untuk menjinakkan si jago merah. Namun, petugas pemadam kebakaran sempat kesulitan memadamkan api karena kesulitan mencari sumber air.
(Baca: Tim Puslabfor Selidiki Kebakaran Pasar Pagi Kaliwungu)
Data sementara, kebakaran menghanguskan 58 kios di blok B sebelah timur dan blok C. Selain itu, ada 200 los, sembilan kios pedagang ayam potong, dan 100 tempat pedagang lesehan di sebelah timur pasar ikut hangus terbakar.
Bupati Kendal Mirna Annisa berempati. Ia berjanji memberi tenda sementara bagi pedagang yang kiosnya terbakar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NIN)