Calon pembina bela negara di Kaliurang, Yogyakarta, Rabu (18/11/2015). (Metrotvnews.com/Patricia Vicka)
Calon pembina bela negara di Kaliurang, Yogyakarta, Rabu (18/11/2015). (Metrotvnews.com/Patricia Vicka) (Patricia Vicka)

Ratusan Calon Pembina Bela Negara Ikut Diklat di Yogyakarta

bela negara
Patricia Vicka • 19 November 2015 09:59
medcom.id, Yogyakarta: Ratusan calon pembina program bela negara se-Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta berkumpul di objek wisata Kaliurang, Yogyakarta. Mereka mengikuti Diklat Bela Negara tingkat nasional yang diadakan oleh Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol) Jawa Tengah.
 
Pengawas kegiatan acara, Edi Yusuf mengatakan program diklat tingkat nasional ini dilakukan selama dua minggu. Tujuannya, untuk mempersiapkan calon-calon pembina program Bela Negara sekaligus pembentukan Kader Pembina Bela Negara.
 
"Ada 210 peserta yang ikut dari berbagai macam profesi seperti mahasiswa, pelajar, pegawai swasta dan pemerintahan. Diharapkan para kader pembina ini bisa menularkan wawasan kebangsaan ke masyarakat Indonesia," ujar Edi, di Kaliurang Yogyakarta, Kamis (19/11/2015).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Ratusan orang dari berbagai profesi itu datang ke Kaliurang pada Rabu 18 November 2015. Selama dua pekan, para calon pembina akan diberikan materi mengenai wawasan nusantara dan bela negara serta pembelajaran kedisiplinan melalui kegiatan baris-berbaris.
 
"Saya lihat nasionalisme generasi muda Indonesia masih ada. Sayangnya, tidak ada yang mewadahi. Diklat ini jadi momentum mereka memupuk kembali jiwa nasionalismenya," jelas Wakil Ketua Umum Penerus Pejuang Perintis Kemerdekaan Indonesia (PPPKI) itu.
 
Dalam diklat ini, materi diberikan bukan hanya sekedar teori saja. Namun juga akan ada praktek langsung ke lapangan. "Di materi bela negara, ada kegiatan pemberdayaan masyarakat desa yang kurang dapat perhatian. Rencananya akan ke desa nelayan tradisional," kata dia.
 
Selain itu program bela negara turut serta mengajak ormas dan pondok pesantren terlibat sebagai mitra kerja untuk menangkal paham radikal. "Mereka perlu kita ajarkan wawasan kebangsaan sehingga sevisi dalam semangat kebangsaan," katanya.
 
Ia berharap dengan adanya program bela negara, warga Indonesia bisa dibentuk menjadi bangsa yang tangguh dan berdaulat. Pelatihan ini juga untuk menyongsong HUT Bela Negara yang jatuh pada 19 Desember 2015.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif