Kamis 7 April 2016, Bupati Kendal Mirna Annisa melakukan inspeksi mendadak ke lokasi penambangan Galian C di Kecamatan Pegandon. Mirna menjumpai jalan dukuh Randusari Desa Pekuncen sampai Desa Wonosari rusak parah.
Jalan sepanjang lebih kurang lima kilometer tersebut seperti kubangan. Lumpur dan genangan air hampir merata di sepanjang jalan tersebut.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sehari-hari jalan tersebut dilintasi truk dum pengangkut hasil galian. Mirna menduga oknum perangkat desa membiarkan kegiatan ini berlangsung tanpa memperhatikan kelayakan jalan.
Selain itu, Mirna menuding perpindahan wewenang perizinan turut memperparah kerusakan lingkungan sekitar lahan Galian C. Perizinan pertambangan kini dikeluarkan oleh Dinas Energi Sumber Daya Mineral Jawa Tengah.
Pedomannya, UU No 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah. Aturan itu otomatis menggugurkan kewenangan pemkab dan pemkot dalam pemberian izin.
“Sebab, kalau izin masih dipegang Pemprov Jateng, mereka tidak mikir kondisi daerah yang dijadikan obyek galian C. Jadi wajar jika masalah jalan rusak akibat galian C seperti sampai berlarut-larut. Karena pemprov Jateng tidak pernah melihat kondisi langsung di lapangan,” tandasnya.
Kepala Desa Wonosari Pegandon, Budiono tak menampik selalu menerima uang Rp1 juta per bulan dari perusahaan penambangan. Tetapi, dia mengaku uang tersebut belum digunakan. Dia tidak tahu peruntukan uang tersebut.
“Ya baru beberapa bulan ini, sebelum-sebelumnya tidak pernah setoran uang. Uangnya saat ini masih ada, belum kami gunakan. Harapan kami jalan rusak ini segera diperbaiki dan penambangan galian C segera ditutup,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)
