Wica menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Rahma Husada Bantul, Sabtu (26/3/2016).
"Kejadian murni kecelakaan. Saat melepas payung utama (korban) jatuh di pusat pecahan ombak (palung)," kata penanggung jawab terjun payung Jogja Air Show 2016, Hendro Satrio di Kompleks Lanud Adisutjipto, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (26/3/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Hendro mengatakan, Wica merupakan anggota Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) sejak 2006. Meski belum pernah mengikut kejuaraan, kata Hendro, Wica pernah mengenyam pelatihan pendaratan terjun payung di air.
"Dalam dua tahun terakhir (Wica) intens latihan karena ada persiapan Pra PON. Sudah melakukan pendaratan sesuai prosedur," ungkapnya.
Ia menjelaskan, cuaca di sekitar lokasi pelaksanaan Jogja Air Show juga sangat baik, termasuk kecepatan angin yang berjalan normal. "Semua kondisi layak berdasarkan akurasi keselamatan penerjunan," jelasnya.
Meski begitu, Hendro menambahkan, panitia akan mendalami penyebab kecelakaan yang dialami Wica. Hendro menilai ada kejanggalan dalam proses terjun payung, apalagi Wica terpisah dari penerjun lain saat di udara.
"Kita akan dalami kenapa Wica terbangnya bergeser ke atas laut. Padahal yang lain ada di atas daratan. Apakah itu persoalan teknis parasut atau faktor angin," ucap dia.
Wika merupakan puteri dari salah satu anggota TNI AU yang bertugas di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) TNI Angkatan Udara Hardjolukito Yogyakarta, Sersan Kepala Sudaryono. Kediaman keluarga Wica di Komplek Blok H-3 nomor 16 Lanud Adisutjipto, berjarak tak jauh dari RSUP TNI AU Hardjolukito. Jenazah Wica akan dikebumikan di Pemakaman Kradenan, Minggu (27/3/2016) besok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(DRI)
