"Dana itu meliputi kegiatan di luar prosesi adat. Hanya untuk operasional. Kalau acara adat saya kurang tahu. Konsumsi yang paling banyak dananya karena kita harus menyiapkan makanan kecil untuk ribuan peserta," ujarnya di Puro Pakualaman Yogyakarta, Senin (4/1/2016).
Untungnya dana tersebut terbantu oleh sumbangan dari warga Yogyakarta. Warga bahu-membahu menyumbang barang-barang yang dibutuhkan seperti tenda, konsumsi dan kertas.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kami tak pernah mengajukan proposal sumbangan. Tapi warga di sini secara guyub dan gotong-royong saling membantu. Bantuan mereka nonmateriil jika diuangkan kira-kira sekitar Rp200 jutaan dan memenuhi 50 persen dana," jelasnya.
Dana lainnya didapatkan dari kas internal Puro Pakualaman. Tujuh hari usai jumenengan berlangsung akan diadakan pesta rakyat di Puro Pakualaman.
Pria yang akrab disapa Joko Tirtono menjelaskan pesta rakyat merupakan tanda mangayu bagiyo (turut berbahagia) dari masyarakat atas terpilihnya raja baru. "Akan ada pertunjukan seni dan budaya dari warga. Semua sumbangan dan idenya dari warga sebagai simbol positif pengangkatan raja baru," kata dia.
Sementara itu, Ketua 1 Jumenengan bagian adat, KPH Indrokusumo, mengatakan prosesi adat dan upacara Jumenengab menelan dana Rp60 juta. Prosesi Jumenengan sendiri akan diadakan pada Kamis, 7 Januari, pada pukul 08.00 hingga 12.00 WIB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)