Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar Cucuk Heru Kusumo menjelaskan, data itu dihimpun pihaknya selama tahun 2016 melalui IVA tes rutin di tiap-tiap puskesmas.
“Tujuh belas puskesmas di Karanganyar melakukan IVA tes seminggu sekali. Sedangkan empat puskesmas menggelar IVA tes dua kali dalam seminggu,” urai Cucuk, di sela IVA tes di Kantor Kecamatan Kerjo, Karanganyar, Selasa, 21 Februari 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
IVA tes digelar Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja bersinergi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Kementerian Kesehatan. Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan istri wakil presiden, Mufidah Jusuf Kalla meninjau langsung kegiatan itu. Sebanyak 256 warga menjalani IVA tes di beberapa ruang berbilik yang disiapkan.
IVA tes dilakukan dengan mengoleskan asam asetat. Jika terdapat lesi atau luka pada leher rahim akan cepat terdeteksi. Luka tersebut menunjukkan indikasi gangguan serviks, meskipun belum tentu mengidap kanker. Selanjutnya petugas medis akan melakukan perawatan penyembuhan dan dievaluasi selama tiga bulan.
“Tapi jika kita lihat ada kanker, pasien segera kita rujuk ke rumah sakit,” lanjut Cucuk.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan, biaya tes IVA kali ini ditanggung bersama oleh Pemerintah Daerah dan BPJS Kesehatan.
“Dari 256 yang mengikuti tes hari ini, 118 diantaranya telah ter-cover Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sisanya di-cover oleh Pemda,” jelas Fachmi di tempat yang sama.
BPJS, lanjut dia, bukan hanya berupaya mengobati tapi melakukan upaya promotif dan prefentif. “Namun memang kita akui, kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri belum terlalu tinggi. Padahal sebagai deteksi dini, IVA tes ini penting,” kata dia.
Fachmi mengimbau perempuan-perempuan Indonesia yang telah memenuhi syarat dilakukan pemeriksaan IVA tes tidak ragu untuk melakukan pengecekan. Mengingat kanker leher rahim menjadi salah satu ancaman besar bagi perempuan Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)