Seorang abdi keraton, KRT Hastononingrat mengatakan ada dua hal penting dalam Dawuh Dalem. Yakni, meminta para abdi dalem untuk tetap setia, dan menyatakan Keraton tidak bisa diwariskan atau tak bisa dibagi-bagi.
Menanggapi itu, dosen di jurusan Ilmu Politik dan Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM, Bayu Dardias mengungkapkan, ada pesan tersembunyi yang hendak Sultan sampaikan. "Tapi ada keengganan disampaikan untuk umum," kata Bayu saat ditemui di luar Keraton Yogyakarta.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut dia, jika melihat masalah keraton di luar Keraton Yogyakarta, Sultan ingin mencegah konflik yang bisa terjadi. Konflik yang ia maksud yakni soal tanah di Yogyakarta.
"Satu-satunyanya keraton yang memiliki hak atas tanah itu hanya di Yogyakarta," kata dia.
Ia juga menuturkan, Sabdatama dan Sabda Raja yang Sultan HB X keluarkan menjelang pertengahan 2015 lalu, memiliki tautan dengan pertarungan politik. Sementara itu, Dawuh Dalem yang Sultan sampaikan kepada abdi dalem memiliki kaitan dengan ekonomi.
Bayu juga menilai ada perbedaan busana yang Sultan kenakan saat menyampaikan Sabdatama, Sabda Raja, maupun Dawuh Dalem. Saat menyampaikan Dawuh Dalem, Sultan mengenakan surjan motif bunga berwarna kuning keemasan.
"Ini menjadi simbol, ini pertama kalinya Sultan pakai surjan dan tempatnya di Bangsal Manguntur Tangkil, karena (pada penyampaian) sebelumnya memakai pakaian berbeda," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)