Penanggung jawab pemindahan lokomotif, Sitindaon Satar mengungkapkan perlu waktu tiga hari untuk menurunkan lokomotif tersebut lantarannya loko sempat dijadikan monumen di TMMI. “Penurunannya tidak menggunakan crane karena body-nya rapuh. Makanya lama,” imbuhnya.
Dari Jakarta, lokomotif diangkut dengan truk menempuh waktu lima hari. Sitindaon bilang, ada syarat khusus saat proses pemindahan berlangsung.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Seperti harus ditancapi bambu runcing dan bendera merah putih, tidak boleh ditutup terpal dan memakai dupa,” ungkap dia.
Ritual itu, terang dia, biasa dilakukan untuk memindahkan lokomotif kuno. Seperti yang juga dilakukan saat memindahkan loko Mak Item ke Sawahlunto.
Satar mengungkapkan lokomotif uap berbahan batu bara sepanjang 14 meter itu akan menjalani perawatan sebelum dioperasikan. Perawatan antara lain dilakukan pada roda sebab beberapa tuas telah kaku lantaran lama tidak dioperasikan.
Wali Kota Solo, FX. Hadi Rudyatmo menerangkan permohonan pemindahan lokomotif kuno untuk mendampingi Sepur Kluthuk Jaladara sudah dilakukan sejak Ignasius Jonan memimpin PT KAI. “Baru bisa terealisasi, hari ini lokomotif tiba di Kota Solo,” urainya.
Pemerintah pusat, kata Rudy, menanggung seluruh biaya perbaikan. Sedangkan pemkot akan menyiapkan anggaran untuk operasional. “Nominalnya kami belum tahu. Masih akan dibicarakan,” katanya.
Rudy berharap kedatangan lokomotif uap ini dapat mengurangi beban Sepur Kluthuk Jaladara. Sekaligus memperkuat daya tarik Kota Solo sebagai Kota Budaya yang bertumpu pada pariwisata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)