Pujo Sumarto, orang tua salah satu eks pengikut Gafatar, saat menuturkan kisahnya. Foto: Metrotvnews.com/Pythag
Pujo Sumarto, orang tua salah satu eks pengikut Gafatar, saat menuturkan kisahnya. Foto: Metrotvnews.com/Pythag (Pythag Kurniati)

Jumpa Eks Pengikut Gafatar, Keluarga: Seperti Kejatuhan Emas Segentong

gafatar
Pythag Kurniati • 26 Januari 2016 18:53
medcom.id, Boyolali: Salah satu orang tua eks pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Pujo Sumarto, mengaku lega dapat bertemu dengan anaknya, Sulardi, 40, setelah lama kehilangan informasi tentangnya.
 
“Awalnya di hati rasanya tidak enak sekali. Setelah bertemu kembali dengan anak saya, seperti kejatuhan emas segentong,” kata Pujo, saat ditemui di Asrama Haji Donohudan usai bertemu dengan putra sulungnya, Sulardi, Selasa (26/1/2016).
 
Pujo memaparkan, sejak kuliah hingga sebelum hilang, Sulardi sudah berada di Yogyakarta. Sedangkan Pujo tinggal di Tawangsari, Sukoharjo, Jawa Tengah. Lama tidak bertemu anaknya, tiba-tiba pada November 2015 Sulardi menelepon dan mengatakan sudah berada di Kalimantan untuk bertani. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Saya juga sempat bilang, kalau hanya ingin bertani, lebih baik mengerjakan sawah yang ada di sini saja. Tapi dia terlanjur berangkat,” kata Pujo. Keheranan Pujo atas kepindahan anaknya juga disebabkan karena usaha parutan kelapa milik putranya sudah terbilang sukses. Sulardi justru memilih bertani ke Kalimantan.
 
Beberapa bulan tak bertemu, tiba-tiba Pujo dikejutkan dengan kedatangan Kapolsek Tawangsari ke rumahnya. Informasi mengenai keberadaan anaknya pun terungkap. Nama Sulardi tercantum dalam salah satu daftar pengikut Gafatar yang ditampung di Asrama Haji Donohudan, Boyolali.
 
Pria berusia 65 tahun itu menuturkan tidak dapat menahan tangis saat bertemu anaknya. “Sekarang kulitnya menghitam. Katanya terpapar sinar matahari terus,” kata dia. Dari informasi Pujo, anaknya pergi ke Kalimantan karena ajakan temannya. Namun, tak ada gelagat aneh sebelum Sulardi menghilang. 
 
Setelah menjalani program pembekalan di Asrama Haji Donohudan selama lima hari, Pujo mengaku akan membimbing Sulardi kembali. “Sebelum pulih benar saya tidak akan izinkan dia ke Yogyakarta. Biar saya yang kerja tidak apa-apa. Harta bisa dicari,” kata dia.
 
Selain Pujo, keluarga eks pengikut Gafatar lainnya juga berdatangan ke Asama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah. Hari ini pemerintah provinsi dan pengelola asrama memberikan waktu kunjungan bagi keluarga setelah sebelumnya memfokuskan pada kegiatan penerimaan serta pendataan.
 
Anggota Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jawa Tengah, Prayitno Suyamto, mengatakan kunjungan keluarga dilakukan usai pemberian materi tepatnya pada pukul 12.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Hingga siang tadi ada sekitar tujuh keluarga yang mengunjungi eks pengikut Gafatar. 
 
“Kebetulan semua perwakilan keluarga mengunjungi orang-orang asal Yogyakarta yang dipulangkan pada Minggu, 24 Januari, dan Senin, 25 Januari,,” papar Prayitno.
 
Prayitno mengatakan saat ini ada 435 orang eks pengikut Gafatar yang ditampung di Asrama Donohudan. Daerah Istimewa Yogyakarta menempati posisi asal terbanyak eks pengikut Gafatar di Asrama Haji Donohudan dengan jumlah 345.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif