Juru bicara Masyarakat Literasi Yogyakarta, Ade Ma'ruf, menjelaskan pihaknya sedang mengoordinasikan dengan jaringan penerbit perihal rencana itu. Rencana pertemuan, katanya, untuk menyampaikan apa yang dituduhkan kepada penerbit perihal penyebaran paham komunis adalah tidak benar.
"Kami (penerbit) tidak bermaksud melakukan apa yang telah dituduhkan," kata Ade saat dihubungi Metrotvnews.com, Minggu (22/5/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia menjelaskan rencana audiensi tak hanya dilakukan kalangan penerbit, namun akan melibatkan masyarakat literasi dan juga dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta.
"Ini supaya urusannya tak hanya masalah penerbitan buku tapi juga masyarakat lainnya," ujar Ade.
Pengurus penerbit Octopus Publishing Yogyakarta ini mengungkapkan, dalam beberapa hari ke depan, kelompok penerbit dan jaringan akan bertemu. Pertemuan itu akan membahas bagaimana teknis rencana audiensi dilakukan.
"Jika sudah kami akan disiapkan dialog. Agar kejadian serupa tak terjadi lagi," jelasnya.
Sebelumnya, dua penerbit dan toko buku di Yogyakarta mendapat intimidasi atas tudingan penyebaran paham kiri, dalam hal ini komunisme. Akibatnya, mereka menghentikan penerbitan dan sirkulasi buku beraliran kiri.
Usai peristiwa itu, kelompok yang mengatasnamakan Masyarakat Literasi Media Yogyakarta mengumandangkan maklumat kecaman atas kejadian tersebut. Kelompok penerbitan berharap kejadian serupa tidak kembali terjadi pada penerbit dan masyarakat literasi yang lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)