Kepala SMP-SMA Kesatuan Bangsa BBS Yogyakarta, Ahmad Nurani (baju putih) bersama perwakilan wali siswa saat memberikan pernyataan. Foto: Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim
Kepala SMP-SMA Kesatuan Bangsa BBS Yogyakarta, Ahmad Nurani (baju putih) bersama perwakilan wali siswa saat memberikan pernyataan. Foto: Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim (Ahmad Mustaqim)

Dua Guru Kesatuan Bangsa Yogya Pengagum Gulen

indonesia-turki
Ahmad Mustaqim • 02 Agustus 2016 13:45
medcom.id, Bantul: Pengelola SMP-SMA Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School (BBS) Yogyakarta telah melakukan komunikasi dengan guru-guru dari Turki yang direkrut dengan sistem Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK). Ada dua guru dari Turki di sekolah tersebut.
 
Kepala SMP-SMA Kesatuan Bangsa BBS Yogyakarta, Ahmad Nurani mengatakan para guru dari Turki memang menjadi pengagum Fetullah Gulen. Tak hanya pengagum, guru dari Turki juga menjadikan Gulen sebagai inspirator, terlepas dari unsur politik.
 
"Meski mengagumi, mereka juga mengutuk kudeta yang terjadi di sana (Turki)," kata Nurani di sekolah yang beralamat Jalan Wates Km 10, Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (2/8/2016).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Nurani mengutarakan belum ada bukti atas dugaan keterlibatan guru di sekolahnya terkait kudeta yang terjadi di Turki. Menurutnya, tuduhan yang dinyatakan Pemerintah Turki justru menjadi tanda tanya.
 
"Guru dari Turki tidak pernah menjelekkan pemerintahannya. Bahkan mereka tak pernah berbicara tentang politik, tentang kondisi politik di Turki di sekolah. Pengajar hanya fokus dengan pendidikan," tegasnya.
 
Ia mengungkapkan sekolah memang memberikan fasilitas buku tentang Fatullah Gulen di perpustakaan. Menurutnya, hal tersebut dianggap biasa karena juga menyediakan buku-buku tokoh yang lain, seperti Suharto dan Gur Dur, sebagai bacaan.
 
"Membaca bukunya (tentang Gulen) tidak ada yang menyimpang, seperti halnya tokoh Gus Dur dan ulama lain. Menurut saya, buku tentang Gulen susah untuk dicerna dari segi bahasanya bagi usia pelajar SMA," ucapnya.
 
Pernyataan tersebut menyusul instruksi Kedutaan Besar Turki di Indonesia untuk menutup sembilan sekolah yang dituding memiliki keterkaitan dengan upaya kudeta di negaranya. Seluruh sekolah yang diinstruksikan ditutup tersebut telah membantah tudingan itu, termasuk Kesatuan Bang BBS Yogyakarta.
 
Sekretaris Kabinet Pramono Anung pun menegaskan Turki tidak berhak mengatur pemerintah Indonesia. "Tentunya kita juga tidak mau urusan dalam negeri kita dicampuri oleh siapapun. Maka demikian urusan dalam negeri Indonesia menjadi urusan Indonesia," tegas Pramono.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif