KGPH Prabukusumo, menyampaikan perihal ketidakhadiran adik-adik Sri Sultan HB X dalam prosesi Ngabekten tahun ini, MTVN - Patcicia Vicka
KGPH Prabukusumo, menyampaikan perihal ketidakhadiran adik-adik Sri Sultan HB X dalam prosesi Ngabekten tahun ini, MTVN - Patcicia Vicka (Patricia Vicka)

Adik Sri Sultan tak Hadiri Upacara Ngabekten saat Lebaran

lebaran 2016
Patricia Vicka • 05 Juli 2016 16:38
medcom.id, Yogyakarta: Adik- adik Sri Sultan Hamengkubuwono X menolak hadir ke upacara agung Ngabekten yang akan dilangsungkan pada Kamis 7 Juli 2016. Mereka beralasan Yogyakarta tak lagi memiliki raja sejak Sri Sultan Hamengkubuwono X mengganti namanya menjadi Sri Sultan Hamengku Bawono X.
 
Adik tiri Sri Sultan HB X, KGPH Prabukusumo mengatakan ketidakhadiran mereka sebagai bentuk protes pada Sri Sultan. Sebab Sri Sultan yak mengikuti paugeran atau aturan karena mengganti namanya.
 
"Raja Yogyakarta itukan Sri Sultan Hamengku Buwono X, bukan Hamengku Bawono X. Kami hanya mau ngebekten pada raja Yogyakarta yang sah menurun Paugeran," ujar Gusti Prabu kepada media di Yogyakarta, Selasa (5/7/2016).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Perselisihan dalam internal Keraton Yogyakarta sudah terjadi sejak tahun lalu usai Sri Sultan mengeluarkan Sabda Raja dan Dawuh Raja. Sabda Raja dan Dawuh Raja salah satunya berbunyi mengangkat putri pertama Sri Sultan GKR Mangkubumi menjadi putra mahkota penerus tahta Sri Sultan HB X.
 
Selain itu Sri Sultan mengganti namanya menjadi Sri Sultan Hamengku Bawono X. Tindakan ini dianggap oleh adik-adik Sultan melanggar paugeran yang berlaku. Sebab dalam Keraton Yogyakarta tak mengenal raja wanita. Selain itu nama Raja yang sah berkuasa adalah nama yang diberikan saat pelantikan pertama.
 
Akibatnya hubungan Sri Sultan dengan para adik memanas. Para adik mulai enggan hadir dalam acara-acara resmi yang diadakan oleh Kraton Yogyakarta.
 
Menanggapi hal ini Penghageng Tepas Tanda Yekti  (tim Media relation dan Informasi) Kraton Yogyakarta GKR Hayu mengatakan Keraton tak mempermasalahkan keengganan rayi dalem menghadiri upacara Ngabenten.
 
Ketidakhadiran adik-adik Sri Sultan HB X tak mempengaruhi acara dan kegiatan organisasi Keraton Yogyakarta. "Tanpa kehadiran rayi dalem (adik Sri Sultan HB X) tahta pemrintahan Kraton tetap berjalan seperti biasa," ujar putri keempat Sri Sultan HB X ini.
 
Keraton Yogyakarta juga tak mempersiapkan kursi khusus untuk para adik-adik Sultan dalam upacara Ngabekten. "Sejak tahun lalu, Rayi dalem duduk berbaur dengan Sentana (saudara dekat) dalam," pungkasnya.
 
Prosesi Ngabekten merupakan salah satu upacara ageng di Kraton Yogyakarta yang dilakukan pada Hari Raya Idul Fitri. Prosesi ini telah dilakukan sejak jaman Panembahan Senopati. Tujuannya selain sebagai silaturahmi, juga menunjukkan tanda bakti dan loyalitas ke Raja.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RRN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif