"Tahun ini genangan air lebih banyak di Kota. Selain karena intensitas hujan lebih tinggi, semua drainase yang ada tidak bekerja dengan baik," ujar pakar tata kota dari Universitas Gadjah Mada Wita Hadi Rahmi di Yogyakarta, Jumat (3/2/2017).
Jaringan drainase di Kota Yogyakarta belum berfungsi maksimal. Salah satu alasannya yaitu sampah yang menyumbat dan ukuran saluran terlalu sempit.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Masih ada beberapa warga yang membuang sampah. Mental seperti itu, kata Wita, menjadi masalah.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono mengatakan melakukan redesign pembesaran saluran pembuangan air (drainase). Dimensi drainase yang sebelumnya berukuran 0,8 m x 0,8 meter diperbesar menjadi 2 x 2 meter.
"Daerah resapan air sudah kurang. Jadi drainase yang ada sekarang sudah tak mampu mendukung volume air. Maka dimensi kami perbesar," kata Agus di kantornya di Balai Kota Yogyakarta.
Sepanjang 2016, kata Agus, sebanyak 28 titik genangan muncul. Agus menargekan jumlah genangan berkurang pada tahun ini.
"Kami mau coba hilangkan genangan di Jalan Kenari- Tut Harsono -Gondosuli - hingga Jalan Kusumanegara. Dan kedua di Suyodiningratan," jelasnya.
Caranya dengan membangun empat drainase baru di kawasan Suryodiningratan sepanjang 500 meter, di jalan Jagalan sepanjang 110 Meter, di dalam komplek museum Diponegoro dan di Jalan Danurejan sepanjang 200 meter.
"Selain itu kami lanjutkan pembangunan 1 saluran drainase primer di Jalan Kenari yang pengerjaannya sudah dari tahun 2016,"pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)