Warga Solo menyantap nasi tumpeng bersama-sama di Plaza Sriwedari Solo, MTVN - Pyhtag Kurniati
Warga Solo menyantap nasi tumpeng bersama-sama di Plaza Sriwedari Solo, MTVN - Pyhtag Kurniati (Pythag Kurniati)

Warga Makan Tumpeng Peringati Pertempuran 4 Hari di Solo

sejarah
Pythag Kurniati • 13 November 2016 13:18
medcom.id, Solo: Ratusan warga menyantap tumpeng di kawasan Plaza Sriwedari Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu 13 November. Kegiatan itu sebagai wujud syukur atas kemerdekaan dan perjuangan pahlawan dalam pertempuran di Solo.
 
Sepuluh tumpeng berukuran besar dan 20 tumpeng kecil dijajarkan di Sriwedari. Warga juga melakukan doa bersama dalam kegiatan itu.
 
Di Sriwedari, pada 67 tahun lalu, pejabat Belanda Kolonel Van Ohl menyerahkan kedaulatan Kota Solo pada Letkol Slamet Riyadi. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Pada 12 November 1949, Belanda menyerahkan kedaulatan Kota Solo," terang Ketua Umum keluarga besar eks-tentara pelajar pejuang kemerdekaan SA/CSA Ronni Saroso.
 
Pada 19 Desember 1948, Belanda melancarkan Agresi Militer kedua. Belanda menerjunkan pasukan menduduki Yogyakarta. Belanda juga menduduki Kota Solo.
 
"Tentara Indonesia bersatu dengan para pelajar di Kota Solo. Mereka melakukan perlawanan pada Belanda," tutur Ronni.
 
Lalu pada 7 hingga 10 Agustus 1949, pertempuran besar terjadi di Solo. Ratusan warga mengorbankan nyawa untuk mempertahankan Merah Putih di Solo.
 
Beberapa tokoh terlibat dalam pertempuran, salah satunya Letkol Slamet Riyadi yang saat itu masih berusia sangat muda.
 
Serangan umum empat hari di Kota Solo terbukti memperkuat posisi tawar. Belanda akhirnya menyerah. Secara simbolis penyerahan Kota Solo dilakukan 12 November di Stadion Sriwedari.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RRN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif