Proyek dari Terminal Tirtonadi hingga perbatasan Stasiun Solo Balapan sepanjang 437,9 meter dikerjakan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo. Pendanaan berasal dari APBN dan APBD Kota Solo.
Sedangkan skybridge dari Stasiun Solo Balapan hingga perbatasan Terminal Tirtonadi, sepanjang 223 meter, ditangani dan didanai PT. Kereta Api Indonesia (Persero).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Manajer Humas PT KAI Daop VI Yogyakarta Eko Budiyanto menerangkan skybride yang ditangani PT KAI baru 80 persen rampung. "Masih ada beberapa hal yang harus dikerjakan," ungkap dia saat ditemui di Stasiun Solo Balapan, Kamis (5/1/2017).
Eko melanjutkan, pekerjaan yang tengah dikebut antara lain pemasangan penyejuk udara, atap, dinding, pemasangan lift dan eskalator. "Kita berusaha memaksimalkan waktu mengerjakan siang dan malam," paparnya.
Ia mengaku pengerjaan skybridge selalu memanfaatkan window time atau waktu jeda terlama kereta satu dengan yang lainnya. "Supaya operasional kereta tidak terganggu selama pembangunan," imbuh Eko.
Ada dua akses menuju skybridge dari Stasiun Solo Balapan. Namun ia belum dapat memastikan apakah nantinya diberlakukan sistem tiket untuk mengakses fasilitas intermoda tersebut.
Namun beberapa pertimbangan membuat KAI merekomendasikan tidak semua masyarakat umum mengakses skybridge. "Kalau semua orang secara sembarangan bisa masuk, rawan penumpang gelap. Maka harus ada aturan," urai Eko.
Ia menambahkan KAI akan berkoordinasi dengan Pemkot Solo dan pengelola Terminal Tirtonadi untuk membicarakan sistem mengakses skybridge. "Supaya ada kesatuan pendapat," tutup dia.
Proyek pembangunan skybridge ini oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi diharapkan rampung akhir Januari 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)