Transfusi darah menjadi salah satu cara penularan virus. Direktur Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Tegal dr Hadi Gunawan mengatakan tak semua darah hasil transfusi bebas dari virus.
Lantaran itu, PMI memindai kandungan dalam darah. Sehingga orang yang mendapatkan darah transfusi itu bebas dari virus apapun, termasuk HIV.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Screening atau pemeriksaan kami maksimalkan, sehingga darah yang didistribusi sudah benar-benar bebas dari virus dan penyakit berbahaya,” katanya, Kamis (1/12/ 2016).
Pada awalnya screening darah di PMI Kota Tegal menggunakan cara manual atau dengan alat tes kit. Sekarang, guna memaksimalkan pemeriksaan dan mengakuratkan analisa, PMI memakai metoda Elisa dan Clia yang menggunakan alat canggih berbasis komputer.
Memakai alat tersebut, sambung Hadi, hasil laboratorium 99 persen akurat. Screening untuk mendeteksi kemunculan HIV, Hepatiatis A, B, C, D dan E.
“Mula-mula kami ambil sampel darah pendonor. Kemudian kami memindai dengan mesin pemeriksa. Mesin akan secara otomatis berjalan menggunakan program komputer,” ungkapnya.
Kaitan dengan temuan darah yang mengandung virus persentasenya sangat kecil. Dicontohkan, dari 16.000 kantong darah yang masuk hanya 30-40 an kantong yang terdeteksi reaktif positif atau terinfeksi HIV.
“Rata-rata pertahunnya segitu. Tahun ini saja dari Januari hingga November hanya 39 kantong darah yang reaktif positif HIV,” ujar Hadi.
Darah-darah rusak tersebut kemudian dimusnahkan karena sama dengan sampah medis. Adapun darah-darah yang sudah dijamin bebas virus didistribusikan ke bank darah atau kepada warga membutuhkan yang datang langsung ke Kantor PMI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)