medcom.id, Tegal: Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar sudah eksis dan aktif di Kabupaten Tegal sejak 2012. Permohonan izin mereka ke Kantor Kesbangpolinmas setempat ditolak. Tetapi, 13 warga setempat hilang.
“Awal Januari 2015, Gafatar pernah mengajukan izin, tapi saya tolak karena organisasi tersebut tidak jelas,” kata Bupati Tegal, Enthus Susmono, Rabu (20/1/2016).
Para pengurus Gafatar juga pernah memohon audensi bersama bupati, namun sekali lagi Enthus menolaknya. Dan hanya ditemui wakilnya, Umi Azizah, di kantor Bupati.
Tetapi, sebanyak 13 warga dari empat keluarga berbeda di Desa Pegirikan, Kecamatan Talang diduga bergabung Gafatar di Kalimantan. Keberadaan mereka tak diketahui sejak tiga bulan lalu.
Salah satu warga RT 10 RW 10, Nurhayati, 43, menjelaskan, suaminya Ahmad Saefudin, 43, yang berdagang serbuk kayu dan makelar motor, sudah tak kembali ke rumah sejak kurang lebih tiga bulan lalu.
Sebelum pergi ia pamit ingin menegakkan hukum Islam dan berjuang di jalan kebenaran.
Warga lainnya, Amirah, 28, juga kehilangan pamannya, Anea Toris, 30, bersama istrinya Yanti, 28, dan kedua anaknya Asa, 4, dan Nata, 2. Warga RT 2 RW 10 tersebut, sejak dua bulan lalu tak pernah pulang ke rumah.
Selain Ahmad Saefudin dan keluarga Toris, delapan warga lain yang menghilang yakni Nurokhim, 46, dan keluarga Kamali, 47, sebanyak tujuh orang. Keberadaan mereka belum bisa dipastikan apakah bergabung dengan Gafatar atau tidak.
Pasi Intel Kodim 0712/Tegal Kapten Inf Taryoto mengungkapkan, ada indikasi warga yang hilang tersebut bergabung dengan Gafatar. Menurut dia, Gafatar sudah eksis dan aktif di Kabupaten Tegal sejak 2012.
“Sejak 2012-2015 ormas Gafatar masih ada. Namun, beberapa tahun belakangan ini kegiatan Gafatar itu pasif,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)