Kasi kesehatan jemaah haji Jawa Tengah, Arqu Aminuzzab mengatakan jemaah haji yang dirawat mayoritas berusia di atas 50 tahun. “Penyakitnya rata-rata diabetes militus, hipertensi, jantung. Faktor kecapekan karena aktivitas di Tanah Suci mungkin menjadi salah satu penyebab,” ungkap Arqu, di Solo, Kamis (22/10/2015).
Sejak kloter pertama hingga kloter 62 ini, Arqu mencatat ada sekitar 68 haji dirawat di RSUD Moewardi. "Beberapa sudah pulang, saat ini tinggal 15 yang dirawat," katanya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Arqu juga mengatakan belum ada tanda-tanda jemaah haji terjangkit penyakit pernafasan akibat virus Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS CoV).
“Sebab kita terapkan pemeriksaan berlapis-lapis. Salah satu contohnya exit screening di bandara, masuk debarkasi juga ada pemeriksaan suhu,” imbuhnya.
Sesampainya di Debarkasi, jemaah juga mendapatkan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji oleh PPIH. Kartu ini digunakan jika jemaah ingin mengontrol kesehatan setibanya di kabupaten/kota masing-masing.
Berikut nama lima belas haji yang dirawat di RSUD Moewardi.
1. Muhhamad Darwis ( 46 tahun ) asal Kabupaten Purworejo.
2. Lita Loro S (45 tahun) asal Kabupaten Kebumen.
3. Ahmad Wiyata (54 tahun tahun) asal Kabupaten Klaten.
4. Muhabas Ahmad Makful (69 tahun) asal Kabupaten Temanggung.
5. Mochamad Sidik (87 tahun) asal Kabupaten Kebumen.
6. Tofik Hermawan Syarif (48 tahun) asal Kabupaten Brebes.
7. Muhri Mashudi Sahja(72 tahun) asal Kabupaten Semarang.
8. Sulimah Soma Taruna (78 tahun) asal Kabupaten Temanggung.
9. Suratemi Achmad Saejan (84 tahun) asal Kabupaten Kendal.
10. Payo Bin Samad Suro (73 tahun) asal Kabupaten Grobogan.
11. Mansuri Idris (69 tahun) asal Kabupaten Kendal.
12. Marsikun Karwi (58 tahun) asal Kabupaten Demak.
13. Zawawi Karso (77 tahun) asal Kabupaten Demak.
14. Mahzumi Maknawi (65 tahun) asal Kota Salatiga.
15. Sri Purnomowati (51 tahun) asal Kota Semarang.
Setelah dinyatakan sembuh dan mendapat rekomendasi dokter untuk pulang, Arqu mengatakan, mereka dapat segera kembali ke daerahnya masing-masing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)