Kondisi sungai buntung yang membelah Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Selasa (15/11/2016). (Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim)
Kondisi sungai buntung yang membelah Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Selasa (15/11/2016). (Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim) (Ahmad Mustaqim)

Para Menteri Takjub dengan Kota Tanpa Kumuh Yogya

tata kota
Ahmad Mustaqim • 15 November 2016 15:34
medcom.id, Yogyakarta: Kesan kumuh dan tidak tertata sama sekali tak tampak pada permukiman di Kelurahan Karangwaru. Padahal, rumah-rumah itu berdiri di bantaran Sungai Buntung.
 
Sungai yang mengalir di tengah kampung yang masuk wilayah Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta itu sama sekali jauh dari sampah. Ini sebabnya, kawasan ini dijuluki Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).
 
Tidak heran bila lantas para menteri mengunjungi Kelurahan Karangwaru. Selasa, 15 November, Menkes, Menteri PU-PR, Menko PMK, dan Mendes menyusuri perkampungan tersebut.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Saya tidak menyangka, lima tahun terbangun dan kini sudah seperti ini," kata Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani.
 
Kelurahan yang semula sangat kumuh itu mulai ditata pada 2009. Puan sempat masuk ke rumah warga. Puan mengatakan meski berada dekat dengan sungai namun rumah warga tersebut nyaman ditempati.
 
"Saya melihat sungainya bersih. Ada tanaman sereh. Kata Bu Menkes (Nila Moeloek), tanaman ini antinyamuk. Tempat yang harus kita jaga," katanya.
 
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes), Eko Putro Sandjojo, mengungkapkan Kelurahan Karangwaru tersebut bisa dijadikan lokasi wisata. Menurut dia, lokasi itu bisa ditambahkan tentang sejarah yang ada di lingkungan sekitar.
 
"Saya kira ini punya lokasi wisata yang bagus, diberikan cerita sejarah bisa seperti wisata di luar negeri," ungkapnya.
 
Apalagi, permukiman yang terbelah sungai ini, sama sekali tak pernah dilanda banjir. Begitu kata Subandono, selaku Pimpinan Kolektif Badan Keswadayaan Masyarakat Tridaya Waru Mandiri.
 
Menurutnya, selagi intensitas hujan tidak terlalu tinggi, warga sekitar kecil kemungkinan terkena luapan sungai. "Karena memang kelurahan kami terbilang kecil, hanya ada 125 rumah. Dari jumlah itu, 70 rumah rawan banjir sebelum ditata. Kami berharap kawasan kami selalu bersih," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif