Foto ilustrasi. (Ant/Agung Rajasa)
Foto ilustrasi. (Ant/Agung Rajasa) (Rhobi Shani)

Tiap Bulan, TKI Asal Jepara Kirim Belasan Juta ke Kampung Halaman

buruh migran
Rhobi Shani • 26 Januari 2017 17:22
medcom.id, Jepara: Desa Tempur, Kecamatan Keling merupakan salah satu desa pemasok tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Warga desa ini bekerja di Timur Tengah, Korea, Taiwan, Malaysia, dan Brunei Darusalam. Rata-rata mereka mengirim uang belasan hingga puluhan juta ke keluarga di kampung halaman.
 
Kepala Desa Tempur Sutoyo menyampaikan, rata-rata yang menjadi TKI adalah warga usia produktif (25-40 tahun). Mereka yang bekerja ke luar negeri menilai hasil yang didapat lebih menjanjikan. Meski, saat hendak berangkat ke luar negeri juga membutuhkan modal yang tak sedikit untuk mengurus dokumen keimigrasian.
 
"Rata-rata usia produktif yang bekerja di luar negeri. Ada kalau 100 orang, tapi angka pastinya berapa kami belum melakukan pendataan kembali," ujar Sutoyo, Kamis (26/1/2017).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Supriyanto, warga Desa Tempur menyampaikan, saat ini kedua adiknya, Sofiana, 26, dan Anjar, 28, bekerja di Taiwan. Sebelum bekerja di Taiwan, Sofiana, bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Arab Saudi selama dua tahun. 
 
"Saat ini masih di Taiwan. Baru saja berangkat sekitar empat bulan lalu," ujar Supriyanto.
 
Adik Supriyanto lainnya, Anjar, saat ini juga bekerja di Taiwan. Sebelum bekerja di Taiwan dua tahun lalu, Anjar bekerja di Jepara. Namun, lantaran hasil yang diperoleh dirasa kurang, Anjar lantas memutuskan mengikuti jejak adiknya.
 
"Dulu ibu saya juga pernah bekerja di Malaysia. Waktu itu adik saya masih kecil-kecil," ucap Supriyanto.
 
Diceritakan Supriyanto, meski adik-adiknya bekerja di luar negeri, setiap pekan rutin berkomunikasi dengan keluarga. Bahkan, kiriman uang juga selalu di terima keluarga di Jepara. Biasanya, adik-adiknya berkirim uang dua bulan sekali.
 
"Kalau kiriman uang tidak mesti. Kadang ya, Rp15 juta. Tapi kalau sudah lama tidak kirim uang pernah sampai Rp40 juta," papar Supriyanto.
 
Selain untuk memenuhi kebutuhan keluarga di rumah, disampaikan Supriyanto, uang yang dikirim oleh adik-adiknya dibelikan sawah atau hewan ternak.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif