Sejumlah eks anggota Gafatar sempat menolak pulang. Foto: Antara/Jessica Helena
Sejumlah eks anggota Gafatar sempat menolak pulang. Foto: Antara/Jessica Helena (Ahmad Mustaqim)

Isu Gafatar Jadi Operasi Intelijen?

gafatar
Ahmad Mustaqim • 04 Februari 2016 22:16
medcom.id, Yogyakarta: Sejumlah hal janggal terjadi dalam kemunculan organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Dari kemunculannya yang bersamaan dengan sejumlah isu besar, hingga sejumlah eks anggotanya yang seperti ditutupi dari media yang hendak mewawancara.
 
Peneliti Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP), Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, M Najib Azca, menjelaskan strategi hijrah organisasi itu menjadi awal besarnya isu. Apalagi, organisasi tersebut beranggotakan para orang dewasa dan ada yang memiliki pekerjaan mapan.
 
Kemudian, Najib melanjutkan, usai eks Gafatar dipulangkan, tak semuanya bersedia buka suara. Misalnya, dokter Rica dan Faza Anangga Novansyah. "Jika keluarga tak memberi akses, mungkin tak ingin menambah masalah baru ke yang bersangkutan. Atau takut yang bersangkutan kaget," ujar Najib kepada Metrotvnews.com, Kamis (4/2/2016).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Selain pihak keluarga, akses kepada eks Gafatar saat dipulangkan dengan kawalan aparat, tak semua bisa ditemui. Termasuk dokter Rica dan Faza yang saat kedatangannya langsung dikawal ketat.
 
Najib menyatakan tak begitu mengetahui mengapa hal itu terjadi. Apakah terkait soal keamanan mereka perlu dilindungi atau hal lain. "Tapi saya belum mengetahui dan belum mendapat infomasi ini (Gafatar) berkaitan dengan operasi intelijen," kata Wakil Ketua PSKP UGM ini.
 
Sebelum pemulangan, kamp para eks Gafatar di Mempawah, Kalimatan Barat, dibakar massa tak dikenal. Bahkan pemulangan eks Gafatar terkesan mengandung unsur pemaksaan lantaran sebagian dari mereka merasa nyaman di Mempawah.
 
Seorang eks Gafatar asal Kota Yogyakarta, Amri Cahyono, dilaporkan sempat membuat sistem pengolahan air sungai menjadi layak minum. "Jika (eks Gafatar) melanggar hukum, tidak seharusnya ada pemulangan paksa," kata dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif