Kompleks SBBS Sragen. Foto: Metrotvnews.com/Pythag Kurniati
Kompleks SBBS Sragen. Foto: Metrotvnews.com/Pythag Kurniati (Pythag Kurniati)

Pasiad Bersalin Rupa Jadi Amity College Agar Bisa Diterima di Indonesia

indonesia-turki
Pythag Kurniati • 29 Juli 2016 22:43
medcom.id, Sragen: Kedutaan Besar Turki merilis sembilan sekolah di Indonesia yang harus ditutup karena disinyalir berafiliasi dengan Fethullah Gulen. Salah satunya SMP dan SMA Negeri Sragen Bilingual Boarding School (SBBS) yang berlokasi di Jalan Gemolong Asri Nomor 1 Gemolong, Sragen, Jawa Tengah.
 
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SBBS, Arie Mayang, menolak jika SBBS masih dikait-kaitkan dengan Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association (Pasiad). Pasiad merupakan organisasi nirlaba yang digagas pengusaha-pengusaha Turki dengan sasaran kegiatan sosial dan pendidikan. Gullen adalah salah satu tokoh di balik pendirian Pasiad.
 
Arie mengatakan SBBS memang pernah menjalin kerja sama dengan Pasiad selama hampir delapan tahun. “Sejak 2008 kami memang berinteraksi dengan guru-guru Turki ini. Dulu mereka memakai nama Pasiad tapi kemudian di akhir 2015, izinnya dicabut dan resmi dilarang di Indonesia,” kata Arie saat ditemui di SBBS, Gemolong, Sragen, Jumat (29/07/2016).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia, lanjut Arie, kerja sama dengan Pasiad dicabut karena Pasiad tak memiliki izin sebagai Lembaga Pendidikan Asing (LPA). Pasaid hanya berbentuk Non-Government Organisation (NGO) atau LSM. 
 
“Kemudian Pasiad diberi waktu satu tahun untuk melengkapi surat izin LPA. Tapi, sampai waktu satu tahun habis, mereka tidak dapat melengkapi. Alhasil, izinnya dicabut,” kata Arie.
 
Pasiad Bersalin Rupa Jadi Amity College Agar Bisa Diterima di Indonesia
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SBBS, Arie Mayang, Jumat (29/7/2016). Foto: Metrotvnews.com/Pythag Kurniati
 
Setelah dicabut, muncul LPA baru yang mengajukan kerja sama dengan SBBS. “LPA itu bernama Amity College Australia,” timpal Arie. Lembaga tersebut, kata dia, kemudian diketahui merupakan bentuk lain dari organisasi Pasiad. Arie menyebut, Amity Collage adalah Pasiad yang berganti baju.
 
“Masalah ini kemudian kami konsultasikan ke Kementerian Pendidikan dan mereka sudah mengirimkan personel dari Kemendikbud ke Sragen. Utusan bertemu dengan jajaran Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen dan orang tua siswa,” kata dia. 
Dan benar, Kementerian Pendidikan menyebut Amity Collage Australia diisi orang-orang dari organisasi Pasiad.
 
Kemudian Pemerintah Kabupaten Sragen mengeluarkan Surat Edaran Nomor 421/139/135-048/2016 perihal pengelolaan SMP dan SMA SBBS Tahun Pelajaran 2016/2017. Surat edaran tersebut menyebut kerja sama Pemerintah Kabupaten Sragen dengan Amity College Australia berakhir pada 30 Juni 2016 dan tidak diperpanjang.
 
Arie melanjutkan, sebelum ada kerja sama dengan LPA yang baru, maka pengelolaan SMP dan SMA Negeri SBBS dilakukan oleh guru-guru lokal di bawah kewenangan Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen.
 
“SBBS bukan sekolah Pasiad atau sekolah Turki karena SBBS dibangun Pemerintah Kabupaten Sragen. Ibaratnya, kalau kami punya sekolah lalu ada penerbit A atau B mengajukan kerja sama, bukan berarti ini menjadi sekolah A atau sekolah B,” kata Arie.
 
Didekati Cambridge
 
Lepas dari dua lembaga itu, SBBS didekati LPA Cambridge, dari Inggris. Arie mengatakan Cambridge memiliki kurikulum sendiri, berbeda dengan Pasiad dan Amity College Australia. 
 
"Jadi, saat siswa lulus ada sertifikasi Cambridge. Kalau Pasiad tidak punya kurikulum,” ujarnya. Namun, kerja sama itu masih dijajaki.
 
Arie mengatakan, semenjak muncul pemberitaan mengenai Fethullah Gulen, pihak SBBS lebih berhati-hati menjalin kerja sama dengan LPA. “Karena kami merasa bertanggung jawab kepada orangtua siswa,” kata dia.
 
Ditemui terpisah, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengatakan SBBS yang merupakan salah satu sekolan negeri di Sragen, tidak harus ditutup. Apalagi SBBS telah memutus kerja sama dengan Pasiad dan Amity College.  
 
“Saat ini sudah ada penjajakan dengan Inggris (Cambridge). Namun, ke depan kita juga akan perhatikan teknisnya, seperti guru lokal dan asing serta kewajiban seperti gaji dan hal-hal lainnya,” kata Yuni.
 
Dalam keterangan persnya, Pemerintah Turki meminta Pemerintah Indonesia menutup sembilan lembaga pendidikan yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Pemerintah Turki menyebut kesembilan sekolah itu terafiliasi dengan Organisasi Teror Fetullah (Feto). Feto sendiri kerap dikaitkan dengan Fethullah Gulen.
 
Kesembilan lembaga pendididikan tersebut antara lain:
1. Pribadi Bilingual Boarding School yang berada di Depok, 
2. Pribadi Bilingual Boarding School yang berada di Bandung,
3. Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School di Tangerang Selatan,
4. Semesta Bilingual Boarding School di Semarang, 
5. Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School di Yogyakarta,
6. Sragen Bilingual Boarding School di Sragen, 
7. Fatih Boy’s School di Aceh,
8. Fatih Girl’s School di Aceh, dan
9. Banua Bilingual Boarding School di Kalimantan Selatan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif