Anggota Komisi IV DPR RI Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) mengatakan operasi pasar hanya mampu menjangkau warga dalam lingkup sempit. Menurut Titiek, operasi pasar tak menyebar rata karena hanya dilakukan di beberapa pasar tradisional.
"Itu yang membuat operasi pasar tak berhasil menurunkan harga daging. Seharusnya, pemerintah jauh-jauh hari harusnya mengantisipasi kenaikan harga dengan memastikan ketersediaan daging yang merata di seluruh daerah," ujar Titiek di Yogyakarta, Sabtu (18/6/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Impor daging sapi bekupun menurutnya bukan solusi yang tepat karena tak menyelesaikan permasalahan yang rutin terjadi setiap tahun.
Titiek menilai pemerintah seharusnya melakukan swasembada daging dengan cara mengirimkan sapi secara merata ke seluruh daerah di Indonesia. Ia menilai kebijakan itu lebih ampuh menurunkan harga daging.
"Jangan cari jalan pintas dengan import daging. Import saja sapi indukan. Atau pejantan yang pejantan bagus," jelas politikus dari dapil Yogyakarta ini.
Sapi-sapi itu kemudian disebar disentra ternak sapi diseluruh Indonesia. Untuk kemudian dikembangbiakkan dengan sapi lokal sehingga bisa mencukupi kebutuhan daging. Dengan adanya swasembada daging, politukus Golkar ini yakin ketersediaan pasokan sapi dan harga mampu ditekan dalam lima hingga 10 tahun ke depan.
Bulog Divre DIY menjual daging sapi seharga Rp95 ribu/kg dalam operasi pasar daging sapi di beberapa pasar tradisional di DIY. Sayangnya para pedagang tak bergeming dan enggan menurunkan harga daging. Harga daging di pasar tradisional DIY kini masih di kisaran Rp110 ribu/kg- Rp120 ribu/kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
