Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIY Budi Wibowo mengatakan ada sekitar 15 ribu dari 21 ribu koleksi buku dan naskah kuno di BPAD yang merupakan milik Keraton Yogyakarta dan Puro Pakualaman
"Baru sebagian yang sudah didigitalisasikan. Ada juga naskah kuno dari Keraton Solo. Untuk naskah Keraton dan Pakualaman sebagian sudah didigitalisasikan," ujar Budi di DPRD DIY, Senin (8/8/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia menjelaskan naskah-naskah kuno itu berisi beragam hasil karya sastrawan dan pujanga Jawa masa lalu. Seperti Serat Certini yang berisi beragam hal dari mulai resep masakah hingga Kamasutra, dan serat Seloroso.
Menurutnya, karya sastra masa lalu memiliki nilai budaya, sejarah dan seni yang tinggi sehingga patut diketahui umum agar tak hilang ditelan zaman. "Karya pujangga Jawa masa lalu punya kedalaman sastra tersendiri. Saat kita baca, kita harus merasakannya dulu baru mengerti. Mirip seperti karya Kahlil Gibran," tuturnya.
Sayangnya, naskah itu belum dialih-bahasakan dan masih menggunakan aksara Jawa kuno. Ia menargetkan bisa mempublikasikan naskah kuno keraton Yogyakarta dan Puro Pakualaman pada Oktober 2016 setelah mendapat izin dari pihak Keraton.
"Kalau sudah dapat izin baru bisa dipublikasi. Ya sekitar bulan Oktober. Nanti sudah ada ada terjemahan bahasa Indonesianya," pungkasnya.
Selama proses mendigitalisasikan pihaknya kerap menemui kendala seperti naskah kuno yang sudah rusak dan sulit dibuka karena sudah rapuh. Namun, bisa diatasi dengan teknologi alat pindai khusus.
Sementara, buku-buku kuno non-Keraton Yogyakarta sudah bisa dinikmati publik sejak Agustus 2016. Masyarakat juga bisa mengakses 500 ribu naskah kuno dan koleksi BPAD dalam bentuk buku elektronik di Grhatama Pustaka Perpustakaan Daerah DIY di Janti, Bantul DIY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)